Landasan Etika dan Moral

Oleh Dr. Adie Erar Yusuf, MA. (adie_yusuf@yahoo.com)

Etika dan moral tidak terlepas dari tatanan kehidupan sosial bermasyarakat, dalam hal persahabatan, hubungan orang tua, saudara, serta hubungan berbangsa dan bernegara. Sejatinya “etika moral” bukan suatu kata yang memiliki satu arti. “Etika Moral” berasal dari penggabungan dua kata yang berbeda, yaitu etika dan moral. Keduanya pun memiliki arti yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, kita perhatikan pendapat dari Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2010) bahwa:
Ethics involves the study of moral issues and choices. It is concerned with right versus wrong, good versus bad, and the many shades of gray supposedly black-and white issues. Moral implication spring from virtually every decussion, both on and of the job.

Etika tidak terlepas dari pilihan-pilihan dan isu-isu moral yang berkaitan dengan kaidah benar versus salah, baik versus buruk. Implikasi etika dan moral banyak muncul disetiap kondisi baik masyarakat dan dunia pekerjaan. Jadi etika merupakan standar moral perilaku benar dan salah. Etika seseorang tercermin dalam perilaku menyikapi lingkungan sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku.

Moral dan etika selalu menjadi bajan pembicaraan akhir-akhir ini, pendapat dari Colquitt, Lepine dan Wesson (2011) “ethics reflects the the degree to which the behaviors of an authority are in accordance with generally accepted moral norms”. Dalam hal ini etika merefleksikan perilaku dari individu seseorang sesuai dengan moral dan standar norma yang berlaku. Pada dasarnya seseorang bertanggungjawan atas perilaku sosial di masyarakat yang seharusnya dilandasi oleh moral yang berlaku di masyarakat. Jadi selalu ada kendali moral terhadap setiap perilaku dan sikap seseorang di lingkungnan sosial.

Etika dapat dipertimbangkan sebagai suatu batasan yang diterima terhadap suatu nilai moral dan dilandasi dengan kepercayaan, tanggung jawab dan integritas yang menjadi bagian dari sistem nilai sosial masyarakatl.

Dalam dunia kerja, standar etika berbeda dari nilai dasar dari satu organisasi dengan organisasi lain. Standar etika dapat menjadi acuan yang benar bagi organisasi yang serius ingin membangun. Standar etika dapat menjadi nilai dan kepercayaan bagi organisasi lain serta sebagai pedoman bagi perilaku anggota organisasi. Standar etika merupakan tanggung jawab dari pimpinan manajemen untuk melihat bahwa standar ini akan menentukan nilai benar atau nilai salah. Nilai etika ditentukan melakukan sesuatu yang benar. Dalam suatu organisasi perusahaan, maka perilaku karyawan, pelanggan serta pimpinan akan ditentukan oleh nilai etika sebagai suatu integritas. Hasil survei menunjukkan bahwa integritas sama pentingnya dengan kentungan perusahaan.
Dalam organisasi, etika dan moral tidak bisa dilepaskan, seperti dikatakan oleh John W Newstrom (2007), “ethic is the use of moral principles an values to affect the behavior of individuals and organizations with regard to choice between what is right and wrong” Jadi pernyataan tersebut mengandung makna bahwa perilaku individu dalam organisasi mengutamakan prinsip moral yang berkaitan dengan etika dalam melaksanakan pekerjaan.

Berkaitan dengan etika dan moral dalam bekerja, beberapa pakar berpendapat bahwa etika dalam bekerja merupakan sikap yang diambil berdasarkan tanggung jawab moralnya yaitu: (1) kerja keras, (2) efisiensi, (3) kerajinan, (4) tepat waktu, (5) prestasi, (6) energetik, (7) kerja sama, (8) jujur, (9) loyal. Etika moral seseorang yang jelas menggambarkan hal-hal yang bersifat normatif sebagai sikap kehendak yang dituntut agar dikembangkan.
Dalam hal ini, tanggungjawab merupakan salah satu komponen dalam etika kerja seseorang dalam melakukan pekerjaan. Melalui tanggungjawab, seseorang memiliki kesadaran moral untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar. Salah satu bentuk tanggungjawab seseorang dalam pelaksanaan etika kerja, selain pada diri sendiri juga pada kelompok atau organisasi dimana dia bekerja.

86 Responses to “Landasan Etika dan Moral”


  1. 1 Atik Setiyowati November 26, 2015 at 4:35 am

    Etika dan moral terkadang sudah menjadi barang langka dewasa ini.Setiap peraturan atau kebijakan yang diturunkan,dicari titik kelemahannya untuk dilanggar.Penegakan peraturan di Indonesia terasa sangat sulit,karena mentalitas masyarakatnya.Negara-negara maju dapat tumbuh dan berkembang karena mental bangsa.Bangsa kita terlalu mementingkan kepentingan pribadi atau pribadinya,berlomba-lomba menjadi pejabat bukan untuk memajukan negara tetapi mencari keuntungan dari negara.Efek pendidikan yang menitik beratkan aspek kognitif,memberikan kehausan materi dengan menghalalkan segala cara.Harapan baru muncul ketika pencanangan kurikulum baru,kurikulum 2013 berjiwa pendidikan karakter,aspek religius dan sosial menjadi target pencapaian utama.Proses pendidikan akan berubah paradigmanya,dan memunculkan pro dan kontra.Sebagai pendidik sudah selayaknya kita tidak alergi pada perubahan.Semangat menanamkan etika dan moral peserta didik harus selalu melekat pada sanubari kita demi karakter bangsa yang kuat.Sudah saatnya Indonesia bangkit…..Bravo Indonesia…
    Nama:Atik Setiyowati
    NPM:072115024
    Kelas:AP 1.1

  2. 2 Sri Yulianti December 16, 2015 at 3:42 pm

    Profesionalisme, etika, dan moral, ketiganya saling berkaitan. Orang yang profesional hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral. Seseorang yang profesional di bidang tertentu akan diterima oleh masyarakat dan sesama rekan seprofesinya jika ia memiliki etika dan moral yang baik.Apapun profesi seseorang pemahaman terhadap kode etik dan nilai-nilai moral menjadi sangat penting agar dalam menjalankan tugasnya tidak tercemar oleh perilakunya sendiri. Apalagi bila dikaitkan dengan tingkat pendidikan, makin tinggi jenjangnya, maka etika dan moral menjadi tolok ukur kepribadiannya.

    • 3 Nia Rachmania Supandi February 5, 2016 at 1:09 pm

      Moral adalah pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta kelakuan yang baik.
      Pengertian etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan usaha yang menentukan perbuatan-perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan pola-pola dari tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Karena adanya etika pergaulan dalam masyarakat/bermasyarakat akan terlihat baik & buruknya. Etika itu bersifat relative yaitu dapat berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman. Etika juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan & keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak serta didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan.
      Keduanya saling berkaitan satu sama lain, adapun hal yang menjadi penting karena etika dan moral adalah salah satunya mencerminkan karakter bangsa. Dalam hal ini, profesionalisme di dunia kerja pun ada moral dan etikanya. Etika profesionalisme sebagai guru contohnya, harus bisa menjadi teladan bagi peserta didik, dan rekan kerja, etika bertanggung jawab terhadap kecerdasan atau pendidikan untuk peserta didik. Etika mengenai kedisplinan dalam mengelola waktu, memberikan pengajaran terhadap peserta didik. Jadi, etika dan moral pada dasarnya sangat mencakup banyak hal dan berkesinambungan dengan profesionalitas, sehingga bisa dikatakan bahwa seorang yang professional akan memiliki moral dan etika yang sesuai dengan yang semestinya.

      Nama : Nia Rachmania Supandi (072115074) AP.E13

  3. 4 ATEP YULIA NUGRAHA, S.Si February 7, 2016 at 12:46 am

    ATEP YULIA NUGRAHA

    Program S2 Administrasi Pendidikan Universitas PAKUAN Bogor
    Kelas E.13
    NPM.072115098

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Yth. Dr. H. Adie E Yusuf, MA

    Etika dan Moral mempunyai pengertian yang hampir bersamaan/berkaitan, karena keduanya mengandung nilai dan norma untuk mengatur tingkah laku manusia, yang mengacu pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

    Nilai : Sesuatu yang memberi makna hidup/yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang (Steeman dalam Eka Darma Putra, 1999)

    Norma :Ukuran, pedoman, aturan atau kaidah yang menjadi dasar pertimbangan dan penilaian yang mengandung sanksi dan penguatan

    Moral : Akhlaq – Kesusilaan : budi pekerti dan perilaku yang mulia Hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai “kewajiban” Sarana untuk mengukur benar tidaknya tindakan manusia
    Pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan manusia (Atkinson, 1969)

    Etika : Kumpulan azas/nilai moral dan kode etik yang dijadikan pegangan orang/kelompok

    Mengapa Guru Perlu Etika & Moral ?
    Guru merupakan panutan bagi peserta didik/orang lain dalam segala pemikiran dan tingkah lakunya
    Guru sebagai Pengajar dan Pendidik
    Guru sebagai Profesi (perlu Etika Profesi Guru)

    Bagaimana Menerapkan Etika Dan Moral ?
    Guru harus memiliki dan mampu menerapkan nilai-nilai dan norma dalam pembelajaran
    Guru harus dapat menerima perbedaan nilai dan norma yang dianut oleh peserta didik/ orang lain
    Guru harus menyadari bahwa masalah pembelajaran merupakan kegiatan yang berkaitan dengan aspek etika dan moral
    Guru harus dapat menjawab secara jujur pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aspek etika dan moral secara umum.
    Guru harus dapat menerapkan 4 (empat) kompetensi guru: (kepribadian/personal, profesional/keahlian, pedagogik, dan sosial/kemasyarakatan).

    Manfaat Kita Mempelajari Nilai, Norma, Etika, dan Moral
    Kita dapat menjunjung dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan
    Kita lebih toleran, etis/santun, dan adil dalam bersikap dan bertindak
    Kita lebih dapat menghargai kemampuan dan karya orang lain
    Kita lebih bertanggung jawab terhadap bidang ilmu yang diampunya
    Kita dapat meningkatkan profesionalitas

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  4. 5 TETY SOESANTI February 28, 2016 at 2:40 pm

    Moral adalah suatu keyakinan tentang benar dan salah,baik dan buruk,yang sesuai dengan kesepakatan dalam kehidupan lingkungan sosial yang mendasari tindakan/perilaku dan pemikiran seseorang. Moral merupakan kewajiban mutlak yang harus dimiliki oleh manusia, dan lebih mengarah kepada sifat manusia.

    Etika adalah perilaku bijaksana terhadap kewajiban-kewajiban manusia dalam segala hal yang baik dan buruk.

    Sebagai guru, kita juga memiliki etika profesi guru yang merupakan kunci sukses terhadap pendidikan para siswa, dimana guru dapat memberi contoh yang baik dan positif , sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar yang akhirnya akan memberikan hasil maksimal dan kesuksesan.
    Kode etik guru mengatur norma-norma yang wajib dijalankan oleh seorang guru, merupakan nilai-nilai moral yang memberikan perilaku guru yang baik dan buruk, yang bisa dilakukan saat menjalankan tugas-tugas profesionalnya untuk mengajar, mendidik, membimbing, melatih, menilai, mengarahkan dan mengevaluasi para siswa , berikut dalam pergaulan sehari-hari di luar sekolah.
    Dengan kode etik guru, maka para tenaga pendidik memiliki pedoman sikap dan perilaku , yang dapat membawa guru menjadi profesi yang terhormat dan bermartabat.

    Tety Soesanti (NPM: 072115121)
    Prodi : Administrasi Pendidikan
    Kelas : E. 13

  5. 6 Setyo Edy Susanto February 11, 2017 at 12:27 am

    Etik atau etis berasal dari Bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti tingkah laku. Dalam Bahasa Inggris adalah ethis yang juga berarti tingkah laku. Dengan demikian etik atau etis adalah perilaku manusia yang lebih cenderung pada perilaku pada suatu saat tertentu, sedangkan etika adalah ilmu yang mempelajari tentang etik. Seperti halnya statistik dan statistika, dimana statistik adalah sekumpulan data tentang sesuatu, sedangkan statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang statistik. Banyak orang salah kaprah menggunakan istilah etika untuk menyatakan etik atau etis, begitu juga dengan istilah statistik dan statistika.
    Moral adalah gabungan dari beberapa etik yang sejenis (meliputi baik atau buruk) yang sudah menjadi kebiasaan. Etik dan moral adalah sama-sama tentang perilaku manusia, baik yang benar ataupun yang salah, seperti halnya dengan akhlak dan budi pekerti.
    Istilah frase ‘tidak bermoral’ itu kurang pas karena menyatakan bahwa moral itu seolah-olah perilaku yang baik. Seharusnya menggunakan frase ‘tidak memiliki moral yang baik’. Begitu juga dengan frase ‘tidak etis’, seharusnya menggunakan frase ‘tidak memiliki etik yang baik’, karena istilah etik, etis, moral, juga akhlak dan budipekerti adalah hanya menunjukan perilaku saja, belum menunjukkan benar atau salahnya.
    Sebaiknya kata ‘moral’ lebih cocok disandingkan dengan kata ‘etik’ dibandingkan dengan kata ‘etika’, karena moral dan etik sama-sama sebagai sebuah perilaku manusia, sedangkan etika adalah ilmu tentang etik. Walaupun makna moral lebih luas dari etik namun sama-sama tentang perilaku manusia yang belum jelas benar dan salahnya. Salah satu contoh yang benar adalah dalam frase ‘pendidikan moral pancasila’, kata ‘moral’ tidak berdiri sendiri, tapi dikaitkan dengan pancasila. Artinya adalah moral yang sesuai dengan sila-sila dalam pancasila.

  6. 7 Femy Melia Rahmawati February 12, 2017 at 12:20 am

    Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga merupakan filsafat praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian lain tentang moral.
    Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup.
    Dengan demikian moral dan etika memiliki perbedaan, tolak ukur yang dipakai dengan moral untuk mengukur tingkah laku manusia yaitu adat istiadat, kebiasaan, dll. yang berlaku di masyarakat. Etika & moral sama artinya tetapi pemakaiannya dalam sehari-hari terdapat sedikit perbedaan. Moral digunakan untuk perbuatan yang sedang di nilai. Sedangkan etika digunakan untuk sistem nilai yang ada.

  7. 8 HARMI IBNU DJA'FAR February 12, 2017 at 11:51 am

    Harmi Ibnu Dja’far

    Etika adalah perbuatan standard yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Etika adalah suatu studi mengenai tindakan-tindakan yang benar dan yang salah serta pilihan moral yang dilakukan seseorang. Dan keputusan etis adalah suatu hal yang benar mengenai perilaku standard.
    Peter Koestenbaum (2002) memberikan formula untuk memahami etika sebagai “melayani sesama”, dengan cara:
    1. Janganlah melakukan sesuatu pada orang lain atas apa yang kita sendiri tidak senang menerimanya. Melayani sesama juga berarti Anda mau melihat dari kacamata orang lain.
    2. Masuklah ke dalam alam berpikir orang lain (another person’s point of view) dan lihatlah apakah perbuatan Anda menyenangkan atau tidak.
    3. Seringkali orang tidak menyadari perbuatannya akan mencelakakan orang lain sebelum waktunya tiba
    4. “Melayani sesama” juga berarti Anda menjadi seorang yang lebih dari orang yang mengembangkan orang lain.

    Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik.
    Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
    1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
    2. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.
    Moral adalah kepahaman atau pengertian mengenai hal yang baik dan hal yang tidak baik. Sedangkan etika adalah tingkah laku manusia, baik mental maupun fisik mengenai hal-hal yang sesuai dengan moral itu.

    Etika dan Moral adalah saling berhubungan erat mengenai kewajiban manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang baik atau dikatakan bermoral. karena objek etika adalah pernyataan-pernyataan moral (budi pekerti manusia yang beradab).

  8. 9 Lusiana wulansari February 14, 2017 at 7:13 pm

    Etika dan Moral

    Saya me-review dari bukunya K. Bertens yang berjudul ETIKA

    Dalam pengantarnya disebutkan etika merupakan refleksi manusia dari apa yang dilakukannya, memiliki sejarah yang panjang dan terus berkembang karena seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, dan bergaris lurus dengan bermunculannya masalah moral baru dan berat yang dihasilkannya.

    Sebelumnya dalam buku ini dijelaskan sangat jernih arti dari apakah itu etika, etis dan moral termasuk di dalamnya tentang etiket, amoral dan immoral.
    Yaitu ketika bicara etika maka kita sedang membicarakan tentang moral. Etis adalah yang berkaitan dengan kesusilaan. Secara etimologi etika, etis dan moral memiliki maksud yang sama. Sedangkan etiket adalah sopan santun.
    Selanjutnya diterangkan juga tentang amoral dan immoral dimana amoral adalah sesuatu yang tidak berhubungan dengan konteks moral; non moral; tidak berelevansi dengan moral. Sedangkan immoral dijelaskan sebagai hal yang BERTENTANGAN dengan moralitas yang baik : tidak baik secara moral atau tidak etis.

    Etika dan moral mengalami perjalanan panjang dalam sejarahnya, sehingga dapat diketahui teori-teori etika dari jaman kuno hingga jaman modern, berdasarkan pemikiran para filsuf pada masanya itu, yaitu hedonisme, eudomonisme, utilitarisme (klasik dan aturan), dan deontologi
    Etika sebagai cabang filsafat, mempertanyakan “apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan?” ; tentang yang baik atau buruk untuk dilakukan. Bukan tentang “yang ada”.
    Karena itu etika disebut juga filsafat praktis, selain filsafat moral.

    Yang menarik adalah pendapat yang dikemukakan Socrates, orang yang mempunyai pengetahuan tentang yang baik, pasti akan melakukannya juga, sedangkan orang yang jahat melakukannya karena ketidaktahuannya tentang apa yang baik. Ajaran ini sulit di pertahankan karena manusia yang memiliki pengetahuan dalam mengenai etika, belum terjamin memiliki perilaku etis yang baik.
    Kekomplekan permasalahan, yang mengakibatkan etika itu sebagai refleksi bukan suatu tindakan teknis (text book) untuk mengatasi permasalahan.
    Dalam etika dianalisa tentang hati nurani, kebebasan, tanggung jawab, nilai, norma, hak dan kewajiban.
    Secara menyeluruh dapat dikatakan bahwa etika bergerak dibidang intelektual, tapi objeknya langsung berkaitan dengan praktek kehidupan kita.

    Bila dikaitkan dengan manajemen, sangatlah berkaitan dengan organisasi dan pekerjanya yaitu perihal permasalahan yang diakibatkannya, yang semakin komplek seiring dengan berjalannya waktu.
    Oleh karena itu, etika sebagai ilmu, mengalami perkembangan berupa etika terapan.
    Etika profesi sebagai etika terapan inilah yang membahas tentang norma aturan dan moral yang disepakati bersama dalam suatu organisasi tersebut, secara hitam diatas putih.

    Dari review, dapat disimpulkan bahwa etika dan moral bergaris lurus dengan berjalannya waktu dan perkembangan ilmu-teknologi. Karena ilmu dan teknologi memiliki sifat ambivalensi bagai dua sisi koin yang tak terpisahkan, yaitu tidak hanya memberikan sesuatu yang positif tetapi juga hal negatifnya akan mengiringi, yang menimbulkan masalah-masalah komplek.
    Etika sebagai moral dan refleksi inilah yang mengatasi permasalahan-permasalahan komplek tersebut secara intelektual.

  9. 10 Haposan Simatupang February 20, 2017 at 4:23 am

    Selamat pagi Bapak Dr Adie , saya Haposan Simatupang S3 -A8 073116015 Program Pascasarjana Unpak.
    Saya setuju bapak, bahwa Etika dan Moral merupakan sesuatu yang harus kita pahami dan kita renungkan serta kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari termasuk dalam menunjang karir kita sebagai staf pengajar. Fenomena yang ada di Komunitas pendidikan , seringkali menyatakan berulang ulang tentang Etika dan Moral namun sebagian kecil mereka belum memahaminya secara ontologi, epistomologi dan aksiologi dimana Filsafat Moral tidak dapat dipisahkan dari Etika. Kasus yang pernah saya alami pada waktu perkenalan dengan mahasiswa , didepan kelas saya menyatakan bahwa modal saya Mengajar adalah Moral, namun menariknya tanpa saya jabarkan kelihatannya mahasiswa sudah paham , namun secara terpisah saya merasa malu, karena Moral yang saya maksud belum dapat saya laksanakan secara maksimal. Namun demikian setelah membaca Artikel bapak ” Landasan Etika dan Moral” saya tertantang untuk lebih mendalami Etika dan Moral , yang berisikan aspek (1) kerja keras, (2) efisiensi, (3) kerajinan, (4) tepat waktu, (5) prestasi, (6) energetik, (7) kerja sama, (8) jujur, (9) loyal. Demikian saya akan membaca , memikirkan dan mempraktekkan Etika dan Moral dalam berkehidupan sehari-hari. Terimakasih

  10. 11 ZAENAL ABIDIN February 22, 2017 at 10:43 am

    Asalamualaikum,,,,
    Nama : Zaenal Abidin
    Prodi : Manajemen Pendidikan
    Kelas : A9
    NPM : 073116030

    1. Etika deskriptif
    Memberikan gambaran & ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditinjau dari nilai-nilai baik dan juga buruk serta hal-hal yang mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis, yang dianut oleh masyarakat.
    2. Etika normativeMembahas & mengkaji ukuran baik, buruknya tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi, sebagai berikut ini:
    3. Etika Umum
    Membahas berbagai macam berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil berbagai macam kebijakan berdasarkan teori-teori dan juga prinsip-prinsip moral.
    4. Etika khusus
    Etika yang terdiri dari etika sosial, etika individu & etika terapan, pengertiannya yaitu:
    • Etika sosial adalah yang menekankan tanggung jawab sosial & hubungan antar sesama manusia dalam aktivitas yang dilakukannya.
    • Etika individu adalah lebih menekankan kepada kewajiban manusia sebagai pribadi.
    • Etika terapan adalah etika-etika yang diterapkan pada sebuah profesi.
    Dengan demikian moral dan etika memiliki perbedaan, tolak ukur yang dipakai dengan moral untuk mengukur tingkah laku manusia yaitu adat istiadat, kebiasaan, dll. yang berlaku di masyarakat. Etika & moral sama artinya tetapi pemakaiannya dalam sehari-hari terdapat sedikit perbedaan. Moral digunakan untuk perbuatan yang sedang di nilai. Sedangkan etika digunakan untuk sistem nilai yang ada.
    Tadi itulah pengertian moral dan etika serta perbedaanya, yang di kutip dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat banyak bagi kamu khususnya dalam menambah ilmu pengetahuan.

  11. 12 mikael ajis February 24, 2017 at 5:05 am

    Tanggapan terhadap artikel “Landasan etika dan moral”.
    Oleh: Mikael ajis, NIM: 0731 16028
    Mahasiswa PPs S3 Manajemen Pendidikan UNPAK Kelas A8

    Cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai yang mencakup hakikat nilai, kriteria nilai, metafisika nilai, jenis-jenis nilai adalah aksiologi. Jenis-jenis nilai yaitu etika dan moral serta estetika. Etika membahas ilmu kesusilaan, sedangkan moral yang memuat dasar untuk berbuat susila, Sedangkan moral menunjukkan pelaksanaannya dalam kehidupan sehara-sehari.
    Di dalam suatu organisasi, etika dan moral menjadi landasan utama bagi suatu anggota organisasi dalam bekerja, beberapa pakar berpendapat bahwa etika dalam bekerja merupakan sikap yang diambil berdasarkan tanggung jawab moralnya yaitu: (1) kerja keras, (2) efisiensi, (3) kerajinan, (4) tepat waktu, (5) prestasi, (6) energetik, (7) kerja sama, (8) jujur, (9) loyal.
    Hal ini di tentukan oleh adanya kode etik di setiap organisasi profesi, di antara nya kode etik guru/dosen. Kode etik guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara. Nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh di laksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, serta pergaulan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah. Kode etik guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orang tua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan.
    Namun dalam pelaksanaan nya dalam suatu organisasi sering kali anggota suatu organisasi melanggar kode etik yang berlaku dalam suatu organisasi tersebut sehingga seringkali orang tersebut mendapatkan sanksi moral dari dalam organisasi tersebut terlepas dari sanksi hukum positaf yang berlaku dalam suatu negara

  12. 13 Tuti agiawati February 28, 2017 at 7:38 am

    Tuti agiawati
    NPM073116051
    PPs S3 A8 UNPAK

    Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
    Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
    Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga merupakan filsafat praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian lain tentang moral.

    Etika sebagai filsafat, berarti mencari keterangan yang benar, mencari ukuran-ukuran yang baik dan yang buruk bagi tingkah laku manusia. Serta mencari norma-norma, ukuran-ukuran mana susial itu, tindakan manakah yang paling dianggap baik. Dalam filsafat, masalah baik dan buruk (good and evil) dibicarakan dalam etika. Tugas etika tidak lain berusaha untuk hal yang baik dan yang dikatakan buruk. Sedangkan tujuan etika, agar setiap manusia mengetahui dan menjalankan perilaku, sebab perilaku yang baik bukan saja bagi dirinya saja, tetapi juga penting bagi orang lain, masyarakat, bangsa dan Negara, dan yang terpenting bagi Tuhan yang Maha Esa.

    Etika moral ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia berdasarkan kesadaran, dan kesadaran adalah suara hati nurani. Dalam kehidupan, manusia selalu dikehendaki dengan baik dan tidak baik, antara benar dan tidak benar. Dengan demikian ia mempertanggung jawabkan pilihan yang telah dipilihnya itu. Kebebasan kehendak mengarahkan manusia untuk berbuat baik dan benar. Apabila manusia melakukan pelanggaran etika moral, berarti dia berkehendak melakukan kejahatan, dengan sendirinya berkehandak untuk di hukum. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, nilai moral dijadikan dasar hukum positif yang dibuat oleh penguasa.

    Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.
    Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
    Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek kehidupan sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas batas-batasnya. Kelaziman adalah kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun, tata krama, dsb. Jadi, kelaziman itu merupakan norma-norma yang diikuti tanpa berpikir panjang dianggap baik, yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi.

    Persoalan moralitas hanya relevan apabila dikaitkan dengan manusia seutuhnya. Menurut Driyarkara (1969), manusia seutuhnya adalah manusia yang memiliki nilai pribadi, kesadaran diri dan dapat menentukan dirinya dilihat dari setiap aspek kemanusiaan. Tidak semau perbuatan manusia dapat dikategorikan dalam perbuatan moral. Perbuatan itu bernilai moral apabila didalamnya terkandung kesadaran dan kebebasan kehendak pelakunya. Kesadaran adalah suara hati dan kebebasan kehendak berdasarkan kesadaran.
    Tugas kita sebagai orang tua di rumah guru di sekolah dan masyarakat mempunyai etika dan moral yang baik dn menjadi role model untuk generasi penerus bangsa . etika dan moral sangat mudah diucapkan walupun dalam kegiatan sehari haro bsnysk faktor yng mempengaruhi etika dn morl kita termasuk prilaku orang –orang di sekeliling kita Smoga kita daapat berpegang teguh terhadap etika dan moral yang kita tampilkn dalam perbuatn sehari-hari khususnya umat Islam kembali kepada pedomannya yaitu Alquran dan hadist

  13. 14 sara sahrazad March 3, 2017 at 12:45 am

    Sara Sahrazad, S.Psi., M.Si.
    NPM: 073116044
    Kelas: S3A9 Unpak

    Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.

    Etika secara lebih detail merupakan ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moral. Etika dalam hubungannya dengan filsafat dapat dipahami bahwa istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai ketentuan baik atau buruk. Dalam etika biasanya dibedakan antara etika deskriptif dan etika normatif. Etika deskriptif menguraikan dan menjelaskan kesadaran-kesadaran dan penngalaman moral secara deskriptif sedangkan Etika normatif dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran atau norma yang dapat dipakai untuk menanggapi menilai perbuatan.

    Etika filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia dari sudut norma-norma susila atau dari sudut baik atau buruk. Dari sudut pandang normatif, etika filsafat merupakan wacana yang khas bagi perilaku kehidupan manusia, dibandingkan dengan ilmu lain yang juga membahas tingkah laku manusia.

    Etika filsafat merupakan ilmu penyelidikan bidang tingkah laku manusia yaitu menganai kewajiban manusia, perbuatan baik buruk dan merupakan ilmu filsafat tentang perbuatan manusia. Banyak perbuatan manusia yang berkaitan dengan baik atau buruk, tetapi tidak semua perbuatan yang netral dari segi etikanya. Contoh, bila di pagi hari saya menganakan lebih dulu sepatu kanan dan kemudian sepatu kiri, perbuatan itu tidak mempunyai hubungan baik atau buruk. Boleh saja sebaliknya, sepatu kiri dulu baru kemudian sepatu kanan. Cara itu baik dari sudut efisiensi atau lebih baik karena cocok dengan motorik saya, tetapi cara pertama atau kedua tidak lebih baik atau lebih buruk dari sudut etika. Perbuatan itu boleh disebut tidak mempunyai relevansi etika.

    manusia mempunyai perasaan etika yang tertanam dalam jiwa dan hati sanubarinya. Orang merasa bahwa ia mempunyai kewajiban untuk menjauhi perbuatan buruk dan menjalankan perbuatan baik

  14. 15 Messiah Prasnavidya March 5, 2017 at 9:02 am

    Etika merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai ‘betul’ (‘right’) dan ‘salah’ (‘wrong’) dalam arti ‘susila’ (‘moral’) dan ‘tidak susila’ (‘immoral”). Etika sebagai ilmu pengetahuan dapat berarti penyelidikan mengenai tanggapan-tanggapan kesusilaan. Etika menunjuk pada pemikiran atau refleksi kritis dan sistematik mengenai moralitas. Moral diartikan sebagai perilaku manusia dan norma-norma yang dipegang masyarakat. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada.

    Etika dan moral dipandang sebagai tatanan kehidupan sosial bermasyarakat, persahabatan, hubungan dengan orang tua, saudara, serta hubungan berbangsa dan bernegara. Jujur dan berkata benar merupakan conduct atau acuan berperilaku baik dan terpuji; Mencari yang indah, logis, dan fungsional merupakan merupakan upaya pencarian practical values atau nilai praktis; Sikap patriotik, demokrat, dan solider merupakan virtues atau watak-watak pribadi terpuji; Berjuang untuk keadilan, untuk kebenaran merupakan perjuangan mempertahankan living values atau nilai-nilai moral kehidupan manusia.

    Etika dan moral menjadi landasan yang kuat dalam membangun hubungan kerja yang harmonis dan dinamis. Penerapan etika dan moral dalam bekerja di organisasi menunjang keselarasan sistem kerja melalui cara kerja yang transparan, beretika, jujur, adil, mandiri, dan bertanggungjawab. Keharmonisan hubungan kerja akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan manajemen yang kuat. Etika dan moral yang baik akan bermanfaat dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, dunia kerja, dan organisasi.

  15. 16 maria cleopatra March 17, 2017 at 12:06 pm

    Nama: Maria Cleopatra S.Kom., M.Pd.
    NPM:073116024
    Kelas: S3A9 UNPAK

    Menurut saya Etika dan Moral

    Etika adalah suatu ilmu bukan sebuah ajaran

    K.Bertens (1993;6-7)

    Etika adalah merupakan sebuah ilmu bukan sebuah ajaran
    Nilai/norma moral yg menjadi pegangan bagi seseorang/kelompok dlm mengatur tingkah lakunya/aturan adat tertentu
    Ilmu ttg yg baik & yg buruk (filsafat moral) bersifat relatif

    Etika ≈ Moral
    Moral = mos (Latin)/jamak=mores =adat kebiasaan/cara hidup
    Moral lebih kepada rasa dan karsa manusia dalam melakukan segala hal dalam kehidupannya
    Moral lebih kepada dorongan untuk mentaati etika, perbuatan yg sdg dinilai

    Etika adalah salah satu bagian dari cabang filsafat tetapi mengenai moral sehingga juga filsafat moral. Sebagai filsafat moral. Etika menyelidiki perbuatan baik dan buruk, benar dan salah berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan dalam kehendaknnya. Sebagai obyek ilmu pengetahuan telaah etika adalah moral sehingga yang dimaksud denganmoral adalah keseluruhan norma yang berbentuk perintah dan larangan yang mengatur perilaku manusia dan bermasyarakat dimana manusia itu berada. Sedangkan ciri moral adalah mengandalkan kesadaran manusia, manusia dibentuk oleh moral. Dimensi lain yang ditelaah etika adalah kecenderungan batin sebagau sumber perbuatan dan tujuan perbuatan dengan demikian dapat diketahui keadaan moral perilakunya.
    Sebagai ilmu pengetahuan filsafat moral, etika menelaah tujuan hidup manusia yaitu, kebahagian, kebahagian dimaksud adalah kebahagian sempurna yang memuaskan manusia,baik jasmani maupun rohani dari dunia samapi ke akhirat melalui kebenaran filosofis, kebahagiaan sempurna adalah tujuan akhir manusia.

  16. 17 Ronal Janti Exaudi Siregar March 22, 2017 at 5:11 am

    Salam Damai Sejahtera,
    Nama : Ronal Janti Exaudi Siregar
    Prodi : Manajemen Pendidikan
    Kelas : S3-A9
    NPM : 073116043
    Program Pasca Sarjana Unpak

    Salam damai sejahtera Bapak Dr. Adie, Saya Ronal Janti Exaudi Siregar, Program Pascasarjana UNPAK.
    Jika saya mencoba masuk kepada pembahasan untuk setiap gagasan yang ada, menurut saya gagasan yang diajukan Bapak cukup logis dan teratur. Awalnya saya bertanya, “apa yang membuat penulis berani mengkaitkan etika, yang biasanya normatif dengan realitas atau sesuatu yang baik dalam kehidupan sehari-hari?”. Jika dalam pembahasan ini disebutkan, bahwa etika merefleksikan perilaku dari individu seseorang sesuai dengan moral dan standar norma yang berlaku, atau juga disebutkan bahwa pada dasarnya seseorang bertanggungjawab atas perilaku sosial di masyarakat yang seharusnya dilandasi oleh moral yang berlaku di masyarakat, lalu saya bertanya kembali, yaitu “apakah masyarakat yang dimaksud disini adalah yang sehat saja atau juga berlaku bagi mereka yang mengidap suatu penyakit khusus, seperti epilepsi misalnya?”.
    Saya bertanya demikian karena jika etika dan moral dihubungkan satu dengan yang lainnya, tentu dapat dikatakan bahwa etika dan moral memiliki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Tapi, dalam beberapa hal antara etika dan moral mungkin memiliki perbedaan. Penentuan nilai perbuatan manusia baik atau buruknya pada etika menggunakan sumber atau tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan tolak ukur moral yang digunakan mungkin hanya sebatas norma-norma yang tumbuh kembang dan berlaku di masyarakat. Tentunya ini akan membuat etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sementara moral berada dalam dataran realitas yang muncul dalam tingkah-laku yang berkembang di masyarakat. Sehingga dari pernyataan tersebut, saya melihat perbedaan yang terjadi antara etika dan moral yaitu pada sifat dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral lebih banyak bersifat praktis. Saya melihat kesadaran moral berhubungan dengan hati nurani sehingga moral lebih mengacu kepada nilai atau sistem hidup yang diberlakukan dan dilaksanakan oleh masyarakat. Nilai atau sistem hidup ini tentu diyakini oleh masyarakat sesuatu yang memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman.
    Melihat dalam tulisan Bapak yang menyebutkan, bahwa etika dalam bekerja merupakan sikap yang diambil berdasarkan tanggung jawab moralnya, yaitu: (1) kerja keras, (2) efisiensi, (3) kerajinan, (4) tepat waktu, (5) prestasi, (6) energetik, (7) kerjasama, (8) jujur, (9) loyal. Saya melihat dari fungsi dan peranannya, bahwa etika, moral, susila dan akhlak sama, yaitu menentukan hukum atau nlai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik atau buruknya. Semua istilah itu sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga lahirlah damai sejahtera baik itu secara batiniah maupun lahiriah (baik itu pada individu sehat atau pun menderita penyakit khusus sekalipun). Demikianlah saya membaca dan merenungkannya, semoga hal ini (etika dan moral) bisa terpraktekkan dalam kehidupan yang nyata disetiap harinya, tanpa memunculkan stigma negatif dalam menjalin suatu hubungan di masyararakat yang majemuk. Terimakasih.

  17. 18 Mardiana April 23, 2017 at 2:10 pm

    Nama : Mardiana
    Kelas : S3E4
    Jurusan: Manajemen Pendidikan
    PascaSarjana Universitas Pakuan Bogor 2017

    Assalamualaikum WW…

    Menurut pendapat saya berkaitan dengan topik Landasan Etika dan Moral, bila kita membandingkan pengertian etika dan moral, maka kita akan menemukan persamaan arti dari keduanya, artinya satu sama lain memiliki keterkaitan yang hampir tidak bisa dipisahkan, walaupun terdiri dari dua kata berbeda “etika dan moral”. Dimana antara etika dan moral sama membicarakan tentang bagaimana seharusnya seseorang bertingkah laku, sehingga akan dapat dinilai baik buruk dan benar atau salah dari perbuatan seseorang tersebut. Sedangkan perbedaannya terletak pada tolak ukur yang dipakai. Moral mengukur tingkah laku manusia, seperti: adat istiadat, kebiasaan dsb nya yang berlaku di masyarakat atau digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai. Sedang etika digunakan untuk sistem nilai yang ada.

    Menurut K. Berten (Makawimbang, 2012: 199) mempertajam makna, Etika adalah: “Etika merupakan nilai dari norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengukur tingkah lakunya” .

    Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang jawa, etika agama Islam, etika agama Budha dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika disini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Etika merupakan kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik. Contoh: kode etik jurnalistik.Etika merupakan ilmu tentang baik atau buruk.

    Berdasarkan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah aturan dan norma yang mengatur bagaimana seharusnya manusia itu bertingkah laku agar dapat dinilai baik buruknya. Etika juga merupakan cabang filosofis yang berurusan dengan prinsip-prinsip bertindak benar.

    Sedangkan Moral menurut Saifullah (2012:110) adalah: “Dari segi etimologi, moral berasal dari kata mores (bahasa Latin) yang berarti dapat kebiasaan atau cara hidup.” Lebih lanjut Makawimbang (2012:125) mendefinisikan bahwa: “Moral adalah keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

    Manusia sebagai khalifah dan pemimpin minimal bagi dirinya sendiri berkewajiban memiliki etika dan moral yang baik sebagai kepribadian nya yang akan menjadi karakter yang baik pula dalam setiap pekerjaan nya sehingga berlaku arif dan melahirkan rasa tanggungjawab dalam diri nya terhadap apa yang diperbuatnya.

  18. 19 yono April 26, 2017 at 4:50 am

    Nama : Daryono
    Kelas : S3E4
    NPM : 073116055
    Jurusan : Manajemen Pendidikan

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    YTH: Dr. Adie Erar Yusuf, MA.
    Seperti yang Bapak sampaikan bahwa moral dan etika tidak lepas dari tatanan kehidupan sosial. Keberadaan moral dan etika pun saling berkaitan. Etika dan moral , mengacu pada salah satu definisi “moral principles that govern a person’s behavior or the conducting of an activity .”, dasar dari etika dan moral akan mengarahkan individu dalam berperilaku dan dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan demikinan bisa disimpulkan betapa pentingnya etika dan moral pada setiap individu. Di sini jelas bahwa salah satu pembeda perilaku individu adalah moral yang dia miliki. Keberadaan moral dan etika pada individu akan membimbing dia untuk mampu membedakan mana yang benar dan yang salah, yang pantas dan yang tidak.
    Sekalipun domain moral berbeda di setiap kultur ataupun individu, namun secara umum nilai-nilai moral tetaplah universal. Mengutip dari tulisan Bapak, pendapat dari Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2010) bahwa: Ethics involves the study of moral issues and choices. It is concerned with right versus wrong, good versus bad, and the many shades of gray supposedly black-and white issues. Moral implication spring from virtually every decision, both on and of the job.
    Berhubungan dengan dunia pekerjaan maka 9 nilai yang bapak sampaikan akan sangat menentukan bagaimana kualitas individu di lingkungan kerja:
    (1) kerja keras,
    (2) efisiensi,
    (3) kerajinan,
    (4) tepat waktu,
    (5) prestasi,
    (6) energetik,
    (7) kerja sama,
    (8) jujur,
    (9) loyal.
    Nilai jujur, rajin, kerja keras, sangatlah universal. Baik sebagai individu maupun dalam kapasitas pekerja, nilai-nilai tersebut sangat dijunjung tinggi.
    Terakhir, nilai tanggung jawab individu terhadap dirinya dan terhadap lingkungan di mana dia bekerja akan menjadi rangkuman dari etika dan moral yang dia miliki.
    Terima kasih

  19. 20 Murniwati May 4, 2017 at 9:32 am

    Nama : Murniwati
    Kelas : S3E4
    NPM : 073116035
    Jurusan : Manajemen Pendidikan

    Asalamua’laikum,

    Menanggapi artikel Bapak Adie tentang Landasan Etika dan Moral, saya sangat setuju sekali, dan sebagai seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan sebaiknya kita semua ikut memikirkan dan ikut andil dalam implementasi dilapangan.
    Menurut saya pokok atau akar permasalahan yang terjadi di Negara kita sekarang ini seperti : mengapa sering terjadi kriminal dimana-mana, demo buruh, mendemo pejabat, terjadi korupsi, dll.
    Salah satu penyebabnya berawal dari landasan etika dan moral yang belum tertanam kuat didalam diri generasi penerus bangsa kita, sehingga perlu dibuatkan mekanisme dan sistem pendidikan yang berhubungan dengan hal tersebut.
    Kurikulum yang menjadi dasar acuan pembelajaran harus mengandung dan menerapkan etika dan moral. Pendidikan karakter bukan menjadi sebuah kurikulum unggulan atau tambahan bagi sekolah-sekolah tertentu tetapi merupakan keharusan untuk semua sekolah dan semua jenjang pendidikan.
    Dengan demikian karakter akan terbentuk untuk semua individu di bangsa kita disetiap generasi.
    Apabila karakter sudah terbentuk maka hal-hal yang buruk diatas dengan sendirinya tidak akan terjadi dan kita akan menjadi bangsa yang bermartabat dan beradap.
    Demikian tanggapan saya semoga dapat diterima dan dapat menginspirasi kita semua untuk bergerak memajukan pendidikan bangsa Indonesia.

  20. 21 R Agus Sriyanta May 5, 2017 at 7:56 am

    R Agus Sriyanta
    kelas. A9
    NPM. 073116041

    Kata Etika berasal dari bahasa yunani kuno ethikos yang berarti kebiasaan, sedangkan Moral berasal dari bahasa latin Moralitas yang berarti tindakan manusia yang mempunyai nilai positif, sehingga antara etika dan moral menjadi kata yang saling berkaitan kalau dihubungkan dalam suatu tindakan atau misi institusi kususnya institusi pendidikan, saya akan mencoba menyoroti etika dan moral dari sisi pendidikan atau sekolah
    Pada dasarnya tugas sekolah atau pendidikan ada dua, pertama adalah menjadikan siswa cerdas dan yang kedua adalah merubah sikap dan perilaku. Kalau kita kaitkan dengan tugas pendidikan yang kedua yaitu merubah sikap dan perilaku ini tidak terlepas dari membangun atau memperbaiki etika dan moral siswa yaitu membangun kebiasaan yang baik yang mempunyai nilai positif, sehingga menurut saya untuk membangun etika dan dan moral yang baik dibutuhkan 3 langkah:
    Pertama adalah membangun kesadaran, implementasinya adalah menyadarkan peserta didik atau anggota organisasi pentingnya berbuat baik, pentingnya belajar untuk masa depan mereka, pentingnya menghormati Orang tua, pentingnya menghormati tetangga, pentingnya berbagi, tidak mengambil hak orang lain atau mencuri dan lain sebagainya.

    Kedua adalah membangun pola pikir, pola pikir yang bagaimana tentu saja pola pikir yang sesuai dengan identitas yang dikembangkan oleh sekolah / organisasi masing masing, misalnya sekolah yang mengembangkan konsep pendidikan Islam maka pola pikir yang dikembangkan adalah pola pikir yang Islami dan Qur’ani, seluruh pemikiran dan perilaku peserta didiknya harus mengacu pada ajaran agama islam berdasarkan Qur an dan Hadist, yaitu pola pikir yang toleran, selalu berbuat baik, suka berbagi, selalu menghormati orang tua, menghormati orang lain, disiplin dan lain sebagainya,
    Ketiga adalah membangun konsistensi / Istikomah, hal hal yang baik selalu dilakukan berulang ulang dan konsisten, misalnya mewajibkan siswa atau anggota organisasi untuk selalu mengucap salam pada saat bertemu, tersenyum, menyapa, mebiasakan membuang sampah pada tempatnya, membiasakan sholat tepat waktu, datang sekolah atau kerja tepat waktu dan lain sebagainya,
    Dari uraian singkat diatas menurut saya etika dan moral merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, caranya bagaimana ? caranya adalah dengan membangun Kesadaran, membangun pola pikir dan membangun konsistensi dalam berbuat baik atau tindakan yang bernilai positif secara terus menerus dan Konsisten agar etika dan moral yang baik terpatri dalam diri pesereta didik atau siswa.

    R Agus Sriyanta

  21. 22 Nixon May 9, 2017 at 11:22 pm

    Nama : Nixon
    Kelas:S3 – E4
    NPM:073116036

    Setiap masyarakat mengenal nilai-nilai etis dalam masyarakat dan norma-norma etis. Dalam masyarakat homogen dan agak tertutup, kemudian juga masyarakat tradisional, nilai-nilai dan norma nyaris tidak dipersoalkan. Nilai-nilai dan norma dalam masyarakat tradisional nyaris tinggal implisit saja, kemudian setiap saat menjadi eksplisit.
    Jika kita memandang ke dunia modern ada tiga ciri yang menonjol. Pertama kita melihat adanya pluralisme moral. Dalam masyarakat-masyarakat yang berbeda sering melihat nilai dan norma yang berbeda pula. Bahkan masyarakat yang sama bisa ditandai oleh pluralisme moral.Kedua sekarang banyak masalah etis baru yang dulu tidak terduga. Ketiga, dalam dunia modern tampak semakin jelas juga suatu kepedulian etis yang universal.
    Sebagai penerapan moral dalam dunia ilmu pengetahuan bisa kita lihat dalam pandangan seorang ilmuwan. Seorang ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil penelitiannya dipergunakan untuk menindas bangsa lain meskipun yang mempergunakan itu adalah bangsanya sendiri. Sejarah telah mencatat bahwa para ilmuwan bangkit dan bersikap terhadap politik pemerintahnya yang menurut anggapan mereka melanggar asas-asas kemanusiaan. Ternyata bahwa dalam soal-soal yang menyangkut kemanusiaan para ilmuwan tidak pernah bersifat netral. Mereka tegak dan bersuara sekiranya kemanusiaan memerlukan mereka. Suara mereka bersifat universal mengatasi golongan, ras, sistem kekuasaan, agama, dan rintangan-rintangan lainnya yang bersifat sosial.
    Pilihan moral kadang-kadang memang getir sebab tidak bersifat hitam atas putih. Diperlukan landasan moral yang kukuh untuk mempergunakan ilmu pengetahuan secara konstruktif.

  22. 23 Martinus Gea May 11, 2017 at 1:22 pm

    Nama : Martinus Gea
    Kelas : S3 – E4
    NPM ; 073116025
    Prodi : Manajemen Pendidikan
    Program Pasca Sarjana UNPAK Bogor

    Salam…….!
    Secara pribadi saya sangat tertarik artikel Bapak DR. Adie E. Yusuf, M A. Tentang Landasan Etika dan Moral. Bicara tentang Etika dan moral tak akan terpisahkan saling melengkapi, walaupun memiliki arti yang berbeda.
    Etika adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat peran lain, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Jika pengertiam Etika dan Moral tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya, kita dapat mengatakan bahwa antara etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya ditentukan posisinya baik atau buruk. Namun demikian dalam hal etika dan moral memiliki perbedaan, dengan demikian tolok ukur yang digunakan dengan moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan Etika dipakai untuk system yang nilai yang ada. Teori moral mencoba memformulasikansuatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan masalah-masalah etik.
    Bila dilihat dari sumber dan sifatnya, ada moral keagamaan dan moral Sekuler. Moral keagamaan kiranya telah jelas bagi semua orang, sebab untuk hal ini orang tinggal mempelajari ajaran-ajaran agama yang dikehendaki dibidang moral. Moral sekuler merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata. Bagi kita umat beragama, tentu moral keagamaan yang harus dianut dan bukannya moral sekuler.
    Etika berkaitan dengan filsafat moral maka sebagai fisafat moral, etik mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlakutentang apa yang benar atau salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia. Moral diartikan mengenai apa yang dinilainya seharusnya oleh masyarakat, dan etika dapat diartikan sebagai moral yang ditujukan kepada profesi. Oleh karena itu etika profesi khususnya pendidik Guru dan Dosen sebagai ujung tombak dalam menanamkan moral dan etika kepada siswa dan mahasiswa sebagai generasi penerus dan sesuai dengan Tujuan pendidikan Nasional
    Amin…..!

  23. 24 Anna Budiatmi May 12, 2017 at 2:28 pm

    Anna Budiatmi
    S3.E4
    NPM: 073416007
    Program Pasca Sarjana UNPAK Bogor

    Salam Hormat kami,
    Setelah membaca artikel Bapak tentang Landasan Etika dan Moral, kami akan memberikan komentar tentang pentingnya Landasan Etika dan Moral dalam suatu organisasi.

    Etika dan Moral adalah dua kata yang saling berhubungan , ketika berbicara etika tidak lepas dari kata moral. Etika bisa dikatakan sebagai tindakan yang sadar dan disengaja sedangkan moral adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebaikan atau keburukan secara lahiriah atau kelihatan dari yang sebenarnya. Ukuran tindakan yang dilakukan itu dibutuhkan suatu alat ukur yaitu moral. Jadi keduanya saling terkait. Etika dan Morak keduanya membiarakan mengenaik bagaimana seharusnya seorang bertingkah laku, sehingga akan dinilai baik, buruknya dan benar atau salahnya dan moral sebagai tolak ukurnya.
    Dalam suatu organisasi kedua hal tersebut sangat diperlukan sebagai landasan dalam menjalankan organisasi. Etika memberikan tuntunan dan panduan bagi pemimimpin organisasi dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai pemimpin serta bertingkah laku dan bermoral pemimpin. Pemimpin organisasi diharapkan dapat memperlakukan para anggota organisasi dengan baik, tidak bias dan tidak memihak. Keberhasilan memimpin organisasi diperlukan moral kepemimpinan, yang terkait dengan baik , tidak baiknya suatu tindakan, sikap dan tingkah laku seorang manusia, serta tindakan, sikap dan tingkah laku tersebut dapat diterima oleh semua orang sebagai suatu yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan bersama.Oleh sebab itu seseorang yang ingin menjadi pemimpin yang baik dan berhasil harus memiliki moral kepemimpinan.Dengan demikian moral kepemimpinan juga menjadi salah satu penentu atau prasyarat kualitas seorang pemimpin agar berhasil dalam menggerakkan pembangunan di segala bidang kehidupan, terutama pendidikan. Etika dan Moral yang baik adalah kunci kesuksesan seorang pemimpin dalam memimpin suatu organisasi , terutama organisasi pendidikan.

  24. 25 suparmanto, Mahasiswa : S3.e4 unpak bogor NPM;073116054 May 13, 2017 at 8:19 pm

    Wawasan keilmuan dalam khasanah pendapat para tokoh filsafat. Etika (bahasa yunani kuno; ethikos artinya timbul dari kebiasaan)” adalah dimana dan bagaimana cabang utama filsafat mempelajari nilai atau kualitas menjadi studi untuk mengenal standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab. St.John of Damascus abad ke 7 Masehi, menempatkan etika didalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Secara methodologis, tidak semua hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagi etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Etika sebagai suatu ilmu, obyek dari etika adalah tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Etika dibagi tiga; meta etika, etika normatif, dan etika terapan. 1. meta etika = studi konsep etika, 2.etika normatif = studi penentuan nilai etika, 3. etika terapan = studi penggunaan nilai etika.
    Moral dalam bahasa latin adalah moralitas. Istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lain pada tindakan memiliki nilai positif.
    Dictionary the moral of story is the lesson that story teaches about own to behave in the world. Moral comes from the latin mores, for habits the supposed to teach you how to be a better person. if moral used as an adjective, it means good, or ethical. if you have strong moral character, you are a good member society. In dictionary data web; vocabulary.com dictionary moralitas dalam pendapat ilmuwan filsafat agama buddha Sidharta Gautama; moral adalah sebuah sikap perilaku seseorang yang di lakukan secara sadar ataupun tidak sadar namun memberikan akibat bagi diri sendiri ataupun bagi banyak orang. jika ditinjau dari dampaknya adalah berhubungan dengan sebuah kondisi antara baik dan atau buruk bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain secara individu, kelompok kecil, kelompok menengah, dan kelompok luas yang tidak hanya sebatas antar manusiua saja, namun juga berdampak pada makhluk hidup lain dan lingkungan serta alam semesta ini. Solusinya menurut tokoh filsafat buddha gautama tersebut adalah seseorang harus berlatih dalam sebuah aturan yang berdamapak pada proses terbentuknya etika dan moral atau akhlak manusia dalam segala aktivitas hidupnya diantara yang lain pada alam kehidupan ini. Pada pelajaran buddha landasan bentukan etika moral itu adalah lima aturan dasar hidup dengan % latihan kemoralan hidup. Apakah itu?
    1.Aturan berlatih diri untuk tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup. Kenapa kata buddha, hidup itu adalah milik dari orang yang melindungi hidup bagi setiap makhluk di kehidupan alam semesta ini. Pendalamannya agar bisa menjalankan aturan SILA / moaralitas ini, harus berlatih mengembangkan cinta kasih pada sesama makhluk hidup disetiap aktivitas hidupnya. Jika seseorang bisa melakukan ini, sudah pasti hidupnya bahagia.
    2.Aturan moral tidak mencuri sesuatu apapun milik orang lain yang tidak diberikan atau tanpa seijin pemiliknya. Artinya apa mengkondisikan sikap perilaku moralitas kasih sayang pada sesama, kenapa jikalau seseorang itu, memilik suatu benda yang sangat di sayang kemudian hilang, dia akan mengalami kegalauan, sedih, menderita, bahkan bisa timbul kemarahan. Suatu ketika, jika si pemilik barang ini, menemukan barangnya dicuri oleh si A, maka akan sangat marah, benci dan bahkan tidak sekedar tuduhan saja. Bisa saja si pemilik benda itu melakukan kekerasan, makian.
    3.Aturan moral tidak melakukan perbuatan Asusila pada lawan jenis yang bukan muhrimnya atau yang bukan hak milik sahnya. Jika hal ini dilakukan, kerugian dan penyesalan didapati namun sesal menyesal datang setelah semua terjadi, kenapa tidak sebelum terjadi menyesal lebih dahulu? Seseorang bermopral dan bijaksana, tentu akan sangat menjaga sikap moral kepribadian demikian, jikalau sudah bersuami beristri sumpah dan janji setia tidak akan dinodai dengan berbuat Asusila. Jika kesetiaan itu, dinodai tentu kerugian pada tidak dihargai dan tidak dipercaya oleh pasangannya pasti akan terjadi dan keluarga tidak bahagia lagi.
    4.Aturan moral untuk tidak berbicara bohong, berbicara memfitnah, berbicara penuh kebencian pada orang lain. Kenapa hal ini menjadi sebuah pelatihan hidup, karena pada dasar sekali setiap manusia tidak akan terima mendapat perlakuan seperti demikian. Oleh karenanya, dalam pelatihan moral ini untuk selalu ELING berbicara dengan penuh welas asih, kasih sayang dan cinta pada sesama. Hukum tanam tuai, jika kita menanam kata bicara baik penuh kasih sayang, akibatnya adalah mendapatkan perlakuan baik, kasih sayang dan welas asih juga sebagai hasilnya.
    5.Aturan moral tidak bermabuk-mabukan seperti minuman keras berakhohol, ataupun menggunakan obat obatan memabukkan Narkoba.
    Kenapa sebagai latihan yang harus dipahami untuk menjadi landasan seseorang menjadi beretika dan bermoral. Karena memahami suatu barang memang sudah diciptakan untuk memilik khasiat seperti itu, maka manusia bermoral paham tentang akibat dan dampak bagi tubuh dan mental kebatinannya akan buruk bahkan kecanduan sakit. Seseorang yang telah menjadi korban demikian sakit bagaimana akan bisa memberikan kasih sayang pada keluarga dan anak anaknya, mengurus diri sendiri saja gagal. Jika hal demikian dilatih secara mendalam dipastikan hidup seseorang akan damai, tenteram dan bahagia, dan bahkan menjadi orang yang dikatakan beretika dann bermoral berakhlak tinggi.
    Demikan komentar saya sekilas semoga memberikan sebuah wawasan lebih berarti pada pembaca.

    Referensi
    K.berteens, 2000, Etika, Jakarta Gramedia Pustaka Utama, p.25
    Eka Darmaputera, 1978, Etika Sederhana untuk Semua: Perkenalan Pertama, Jakart: BPK Gunung Mulia,p.94.
    Paul L. Lehmann, 1963, Ethicsin a Christian Context, New York:Harpercamp;Row Publish, p.25.
    A.B.Jongeneel,1980, Hukum Kemerdekaan, Jilid 1, Jakarta: BPK Gunung Mulia, p.15-16.

    Suparmanto bhiksu, S3,E4 Program Pascasarjana UNPAK BOGOR 2017.

  25. 26 Rifa Ariani May 18, 2017 at 12:50 pm

    Nama : Rifa Ariani Se, AK, M.pd
    NIM : 073116042)
    Kelas : S3E4

    Selamat malam,

    Menanggapi artikel dan beberapa ulasan tentang Etika dan moral yang ada dalam blog ini, saya pribadi sangat setuju dengan beberapa pendapat yang mengutarakan bahwa etika dan moral adalah suatu yang sangat penting, sangat mendasar untuk diperkenalkan dan diterapkan kedalam tatanan kehidupan seluruh bangsa kita. Dimana etika dan moral ini adalah menjadi tanggung jawab dari semua pihak, baik dari lingkungan yang terkecil yaitu tanggung jawab kedua orang tua sampai dengan lingkungan yang terbesar yaitu tanggung jawab Kepala Negara dan wakilnya.

    Disini system pendidikan ikut andil dalam pembentukan etika dan moral yang baik bagi para generasi muda yang masih duduk dibangku sekolah. Tingkat keberhasilan penanaman karakter pada pesera didik akan tercermin pada lulusan atau alumni pada saat kelak mereka terjun kedalam kehidupannya di masyarakat. Implementasi penanaman karakter disekolah dapat dituangkan dalam kurikulum sehingga dapat menjadi panduan penyelenggaraan pendidikan.

    Setelah selesai dibangku sekolah dalam dunia kerja, etika dan moral dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk mengukur sebuah efektifitas dan produktifitas dari suatu perusahaan. Karyawan yang senantiasa berpegang kepada etika dan moral yang tinggi maka dalam menjalankan sistem kerja, akan cenderung bersikap jujur, tanggung jawab, loyal dan mempunyai etos kerja yang baik di dalam perusahaan. Kejujuran dan etos kerja yang baik dari para karyawan diperusahaan akan membantu pencapaian Visi dan Misi perusahaan tersebut secara maksimal.

    Etika dan moral juga yang bisa menjadi landasan penilaian peradaban sebuah bangsa, dalam hal ini akan sangat mudah untuk membedakan antara negara yang satu dengan negara yang lainnya. Negara yang beradap adalah negara yang menjunjung tinggi etika dan moral seluruh warga masyarakatnya. Ketika kita berkunjung ke sebuah negara maka akan sangat terasa perbedaan itu secara kasat mata seperti : tatanan kehidupan bernegara, pola kehidupan bermasyarakat, penerapan aturan dan tata tertib, pelayanan dan birokrasi, serta semua yang dapat dirasakan oleh pengunjung selama berada didalam negara tersebut.

    Demikian tanggapan dari saya, kurang dan lebihnya dapat semoga dilengkapi oleh yang lainnya.

    Terima kasih.

  26. 27 Dini Kurniani May 22, 2017 at 9:57 am

    DINI KURNIANI
    NPM : 073116011
    Kelas : A9
    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Angkatan 2016

    Saya sangat tertarik dengan ulasan Bapak tentang masalah Etika dan moral, karena saya ingin menjadikannya sebagai salah satu variabel Disertasi saya. Pendapat saya tentang Etika dan Moral berdasarkan yang saya baca dari beberapa sumber adalah :
    1. Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang jawa, etika agama Islam, etika agama Budha dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika disini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
    2. Etika Moral, yaitu etika moral yang berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbulah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Contoh: berkata dan berbuat jujur, menghargai hak orang lain, menghormati orangtua dan guru, membela kebenaran dan keadilan dan menyantuni anak yatim/piatu.
    Karena saya seorang Kepala Sekolah SMP Negeri yang kondisinya dibilang jauh dari SNI ( Sekolah Baru ), saya merasa ada sebuah tantangan besar untuk menjadi seorang yang berjiwa Ethic Leadership, karena Etika dan Moralitas pemimpin pendidikan sangat berpengaruh pada efisiensi dan efektifitas kinerja lembaga pendidikan yang saya pimpin. Kepala sekolah yang menjaga etika dan moralitas yang baik akan menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan nyaman, selanjutnya keadaan seperti ini akan menunjang terciptanya kondisi pembelajaran yang efisien dan efektif.
    Tidak mudah melakukan hal tersebut bahkan kadang kala muncul semacam olokan dari teman kuliah, guru-guru atau manajemen BOS di Kabupaten sekalipun, tentang masalah penggunaan Dana BOS, bahkan kadang tanpa malu-malu mereka mengatakan …laporan BOS kan bisa di atur….atau Ibu Kuliah jangan-jangan pakai Dana BOS ya….. tapi semua itu bagi saya adalah hal yang tidak perlu saya tanggapi secara konfrontasi, karena akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik, terutama dalam media massa baik lokal maupun nasional. Saya pikir tidak perlu beradu argumentasi ataupun marah, karena memang penyelewengan Dana BOS juga menjadi isu yang memprihatinkan. Akhirnya saya berfikir, apa yang disampaikan temnan-teman itu adalah suatu pesan moral yang luar biasa patut saya hargai sebagai Individu…yang punya banyak kelemahan, terimakasih… bagi siapa saja yang mengatakan itu, semoga Alloh selalu membimbing saya seperti harapan teman-teman.
    Bagi saya Seorang kepala sekolah tidak hanya berhubungan dengan guru, konselor, siswa dan tenaga kependidikan saja, mereka juga berhubungan dengan masyarakat luas. Langkah paling mudah untuk mewujudkan Kepemimpinan Etik adalah menjalankan etika sosial kepada masyarakat dan warga sekolah, dengan jalan berperilaku etis dan selalu berusaha melakukan segala sesuatu dengan baik, benar, dan transparan. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Kepemimpinan beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih nyaman dan terhindar dari konflik vertikal maupun konflik horisontal. Sebab, pelaku-pelaku organisasi menyadari keberadaan pedoman dan penuntun berupa prinsip-prinsip etika yang membatasi gerak bersikap dan bertindak. Imung (2012) menjelaskan bahwa manfaat etika berupa:

    1.Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
    2.Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.
    3.Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
    4.Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah dianut oleh petugas.
    Sementara itu, Mulyasa (2013:58) memaparkan bahwa: “Manfaat etika kepemimpinan kepala sekolah adalah untuk: memandu kepala sekolah dalam berperilaku, menghindari perilaku negatif dan destruktif, mengembangkan profesionalitas, membentuk citra kepala sekolah dan menghayati falsafah pendidikan.”
    Lebih lanjut, Kartono (2011:99) menyimpulkan bahwa: “Etika kepemimpinan memberikan landasan kepada setiap pemimpin untuk selalu:
    1.Bersikap kritis dan rasional, berani mengemukakan pendapat sendiri dan berani bersikap tegas sesuai dengan rasa tanggung jawa etis (susila) sendiri. Maka etika kepemimpinan menggugah pemimpin untuk bersikap rasional dan kritis terhadap semua peristiwa dan norma termasuk norma tradisi, hukum, etik kerja, dan norma-norma sosial lainnya.
    2.Bersikap otonom (bebas, tanpa dipaksa atau “dibeli”, mempunyai “pemerintahan diri”, berhak untuk membuat norma dan hukum sendiri sesuai dengan suara hati nurani yang tulus bersih). Dengan otonomi ini bukan berarti sang pemimpin dapat berbuat semaunya sendiri, atau bisa bertingkah laku sewenang-wenang, melainkan dia bebas memeluk norma-norma yang diyakini sebagai baik dan wajib dilaksanakan, untuk membawa anak buah pada pencapaian tujuan tertentu.
    3.Memberikan perintah-perintah dan larangan-larangan yang adil dan harus ditaati oleh setiap lembaga dan individu. Yaitu oleh pemimpin, orang tua, keluarga, sekolah, badan hukum, lembaga agama, negara dan lain-lain.

    Dengan demikian, dapat dipahami bahwa etika memberikan tuntunan dan panduan bagi kepala sekolah terutama saya secara pribadi, dalam menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai pemimpin serta bertingkah laku dan bermoral pemimpin. Kepala sekolah diharapkan akan memperlakukan para guru dan karyawan dengan adil, tidak bias dan tidak memihak.

  27. 28 supriyatna May 29, 2017 at 5:17 am

    Supriyatna
    NPM : 073116049
    Pogram Studi : Manajemen Pendidikan
    S3E4

    Ass

    Saya tertarik dengan tulisan pak Adie tentang landasar etika dan moral, menurut saya. etika dan moral itu suatu bawaan pribadi dari diri seseorang, semenjak lahir sudah tertuang bagaimana bawaan orang tersebut hingga dewasa. Pengertian Etika adalah adat perilaku, kebiasaan manusia dalam pergaulan atau kebiasaan manusia dalam lingkungannya. Bagaimana etika seseorang itu akan baik tercermin dalam diri orang tersebut apakan akan bertindak baik atau sebaliknya.
    Sedangkan moral adalah penilaian tingkah laku. kalau sikap dan perilakunaya seorang menunjukan baik maka dia juga memilik suatu moral yang baik. Moral sesorang dapat juga diliat dari sikap dan tingkah laku seseorang bearti dia menunjukkan jati dirinya bagaimana cara dia menempatkan diri menjadi seseorang yang baik dengan memiliki moral yang baik pula.
    Jadi menurut saya, pak Adie, etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, wss

  28. 29 Suhartotok February 11, 2018 at 3:59 pm

    Komentar yang bisa berikan untuk tulisan ini adalah, bahwa

    Nilai etika seseorang dapat diukur atau berelasi dengan tingkat integritas seseorang dalam suatu kegiatan pekerjaan dalam institusi baik profit maupun non profit. Oleh karena itu prilaku individu dalam organisasi apapun sebaiknya menjunjung tinggi dan mengutamakan pembinaan moral yang ada kaitannya dengan etika. Dari apa yang bapak sampaikan kami dapat menyimpulkan hipotesa bahwa kalau dalam sebuah organisasi SDM nya beretika dan bermoral maka, hal ini sudah barang tentu akan merupakan keuntungan perusahaan.Jadi etika dan moral SDM perusahaan berkorelasi positip dengan keuntungan sebuah perusahaan.

    Salam Hormat

    Suhartotok,ST.,MMSI
    NIM : NPM 073117023
    Kelas : A10 Program S3 Manajemen Pedidikan Unpak

  29. 30 Rahmat Darsono February 13, 2018 at 4:26 am

    Diskursus mengenai etika dan moral akan terus berjalan seiring dengan perkembangan manusia, karena selama manusia bersentuhan dengan manusia lain, etika dan moral akan selalu digunakan. Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani “ethos,” artinya adat kebiasaan, (jamaknya “ta etha”),. Moral berasal dari bahasa Latin “mos,” artinya adat kebiasaan (jamaknya “mores”). Jadi, keduanya memiliki kesamaan arti. Hanya asal bahasanya yang berbeda. Ada sedikit perbedaan dalam penggunaan sehari-hari: moral/moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai; etika digunakan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
    Dalam tatanan bermasyarakat, bernegara dan lintas negara, tentu saja diperlukan system nilai yang akan menjaga kestabilan hak masing- masing, untuk itu perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Semua itu diperlukan agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat. Satu hal lagi bahwa ketika tataran internasional dijadikan sandingan dalam beretika, maka Negara majulah yang dijadikan patok banding dalam beretika. Berdasarkan penelitian yang mendalam, Negara-negara maju umumnya memiliki 9 Prinsip Dasar Kehidupan sbb:
    1.Etika yang dijunjung tinggi
    2.Kejujuran dan Integritas Masyarakat, Pemerintahan dan Individu yang tinggi
    3.Sikap yang mau bertanggung-jawab
    4.Menghormati hukum dan aturan masyarakat
    5.Menghormati hak warga atau orang lainnya
    6.Mencintai dan menekuni pekerjaan masing-masing
    7.Gemar menabung dan ber-investasi (tidak boros, konsumtif)
    8.Bekerja keras
    9.Tepat waktu

    Sementara mayoritas Negara kurang maju seperti di Indonesia, hanya segelintir orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai prinsip dasar kehidupan tersebut.
    Sejatinya untuk menjalankan etika yang baik, tidak diperlukan pendidikan yang tinggi. Etika sudah dapat dijalankan atau diterapkan semenjak usia dini (batita). Menghormati orang tua, berbicara dengan tutur kata yang baik, meminta maaf apabila salah, adalah contoh-contoh etika yang dapat ditumbuh kembangkan semenjak dini. Pun demikian dengan moral. Dasar moral yang baik adalah agama yang kuat. Pada prinsipnya manusia yang beragama baik akan melahirkan moral yang baik.
    Moral berkaitan dengan perilaku dan akhlak. Dari sinilah akan muncul rasa saling menghormati dan taat pada aturan. Menghormati hukum yang berlaku. Tidak mudah memang menularkan moral baik di masyarakat yang notabene mempunyai akses 24 jam ke dunia global. Diperlukan raw model yang dapat dijadikan sebagai panutan dalam berperilaku baik. Disini hendaknya sisi historis Nabi Muhammad SAW mulai diperkenalkan sejak dini sebagai manusia dengan moral dan pribadi yang baik.
    Rahmat Darsono
    Mahasiswa S3 (Manajemen Pendidikan)
    073117020

  30. 31 Robingah February 15, 2018 at 3:23 pm

    ROBINGAH
    NPM 073117022
    PRODI : MANAJEMEN PENDIDIKAN
    S3 A.10

    Assalamualaikum pak
    saya sangat tertarik dengan tulisan dengan tulisan bapak tentang etika dan moral , saya seoranag Guru Di Sekolah Dasar di jambi penting sekali pendidikan moral dan etika itu di mulai dari seak kecil

    Setiap orang pasti memiliki tujuan dalam hidupnya, baik tujuan jangka pendek,menengah, maupun jangka panjang. Tujuan yang dicanangkan dalam hidup ini menjadi arah dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan harus terjabarkan dalam komitmen profesi pekerjaan masing-masing, termasuk pekerjaan guru (pendidik). Sebagai guru sudah selayaknya memiliki komitmen profesional dan membekali diri dengan kualifikasi akademik yang cukup serta didukung oleh berbagai kompetensi yang
    dibutuhkan demi tercapainya tujuan pekerjaannya, terutama dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
    Etika dan moral dalam pembelajaran yang sudah diuraikan di atas perlu dicermati dan diupayakan untuk bisa dipraktikkan dalam setiap proses pembelajaran, baik oleh pendidik (guru/dosen) maupun oleh peserta didik (siswa/mahasiswa). Di era yang penuh dengan kompleksitas problema dan tantangan seperti sekarang ini, terutama dengan majunya dunia teknologi, informasi, dan komunikasi, sendi-sendi etika dan moral seperti di atas harus dijaga dan terus diupayakan eksistensinya terutama dalam praktik
    pembelajaran formal di sekolah. Hanya manusia-manusia bermoral dan berkarakterlah yang mampu eksis dengan jati dirinya di tengah-tengah lingkungan sosial budaya yang serba tidak menentu seperti sekarang ini. Pendidikan merupakan salah satu garda depan yang harus dijaga demi terwujudnya tujuan negara yang sudah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Pemerintah juga sudah berkomitmen untuk membangun bangsa dan negara yang berkarakter, sehingga guru yang beretika dan bermoral memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkan komitmen tersebut. Pengembangan etika, moral, dan karakter di sekolah juga sangat penting untuk diperhatikan setiap guru, mengingat di sinilah peserta didik mulai berkenalan dengan berbagai bidang kajian keilmuan. Pada masa ini pula peserta didik mulai sadar akan jati dirinya sebagai manusia yang mulai beranjak dewasa dengan berbagai problem yang menyertainya. Dengan berbekal nilai-nilai karakter mulia yang diperoleh melalui proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang berkarakter sekaligus memiliki ilmu pengetahuan yang siap dikembangkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  31. 32 Lina Novita February 17, 2018 at 2:57 pm

    Etika dan moral merupakan dua istilah yang dijadikan topik pembicaraan terutama dalam dunia pendidikan dan filsafat. Kedua kata tersebut menjadi menarik untuk dikaji karena berhubungan dengan hal-hal mengenai baik dan buruk, benar dan salah, sesuatu yang patut dikerjakan dan ditinggalkan. Jika dihubungkan dengan pendidikan, etika dan moral tentunya diperlukan dalam pengembangan karakter siswa yang dewasa ini sudah mengalamai degradasi. Contoh kasus yang baru saja terjadi yaitu tewasnya guru Budi yang dipukul siswanya hanya karena masalah yang sepele. Hal ini tentu membuat miris karena terjadi di dunia yang seharusnya menjunjung nilai etika dan moral. Etika dan moral siswa sudah sedemikian rendah, hingga tidak ada rasa hormat pada guru yang telah membimbing dan mengajar. Masalah moral dan etika hendaknya dijadikan pelajaran untuk membentuk karakter siswa dalam berinteraksi baik itu dengan siswa ataupun dengan guru dan tenaga kependidikan yang ada di lingkungan sekolah. Peran serta orangtua juga sangat diperlukan dalam pemahaman etika dan moral. Orangtua sebagai figur di keluarga hendaknya memberikan pemahaman dan teladan tentang etika dan moral yang seharusnya. Memberikan teladan tentang bagaimana seharusnya berperilaku terhadap orang dengan usia yang lebih tua, muda dan sebaya, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam berperilaku.
    Penanaman etika dan moral sudah selayaknya dijadikan isu paling penting dalam dunia pendidikan. Penanaman etika tidak dapat dilakukan secara cepat, namun memerlukan waktu yang cukup lama. Sebagai contoh negara Jepang yang sekarang merupakan negara maju, harus memulai memberikan pemahaman etika sekitar tahun 1930-an, sehingga hasilnya seperti sekarang ini. Pemerintah negara Jepang membentuk panitia penyelidikan etika nasional dan menyusun buku pedoman etika untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Kemudian pedoman tersebut direvisi tahun 1941, dalam buku tersebut dicantumkan etika dalam kehidupan sehari-hari lengkap dengan gambar ilustrasi. Pemerintah Jepang menjadikan pendidikan sebagai tempat dalam membentuk dan atau menumbuhkembangkan etika dan moral.
    Indonesia pun sebetulnya sudah memulai membangun etika dan moral melalui pendidikan karakter yang sudah masuk ke dalam muatan kurikulum. Dalam kurikulum ditekankan untuk memberikan pembelajaran karakter melalui pembiasaan-pembiasaan yang nantinya diharapkan menjadi kebiasaan. Dengan demikian etika dan moral manusia Indonesia menjadi lebih baik. Peran serta keluarga yang diwakili orangtua, sekolah yang diwakili guru, dan masyarakat sangat diharapkan untuk terwujudnya etika dan moral anak yang baik. Penanaman karakter untuk menumbuhkan etika dan moral yang baik merupakan tujuan pendidikan, yaitu mewujudkan peserta didik yang baik.

    Lina Novita
    Mahasiswa S3 (Manajemen Pendidikan)
    NPM: 073117013
    A3.10

  32. 33 Lela Hikmatullah February 18, 2018 at 11:54 pm

    Sebagaimana yang telah disampaikan Bapak Dr. Adie E yusuf, MA. Bahwa etika dan moral tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan hal itu menjadi acuan untuk membangun nilai standar dalam membangun organisasi . sehingga dalam pergaulan hidup bermasyarakat, berorganisasi, bernegara, hingga pergaulan hidup tingkat Internasional, diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul, saling menghormati dan selalu menjaga sopan santun, tata krama agar perbuatannya sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi manusia, hal itulah yang melandasi tumbuh kembangnya “ Etika”.
    Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.( Salam, 1984 ).
    Istilah moral dan etika mempunyai hubungan erat dan mengandung arti kebiasaan atau cara hidup tentang benar atau salah. Kesadaran tentang situasi moral membawa kita kepada soal ukuran-ukuran etika. Etika dan moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi, merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat, yang merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kehidupan sosial secara harmonis, adil dan seimbang.
    Pendidikan tentang etika dan moral harus ditanamkam sejak kecil baik di lingkungan keluarga dengan penanaman nilai agama yang kuat, sekolah dan masyarakat. Sayangnya di negara kita pendidikan moral sangat minim sekali terlihat sering terjadinya tawuran bahkan terjadinya pemukulan terhadap guru oleh siswa seperti kasus guru honor Budi cahyono di sampang Madura, ini membuktikan tidak terkontrolnya emosi dan tidak bermoralnya siswa, hal ini tidak hanya tugas guru akan tetapi tugas orang tua dalam pola pendidikan di keluarga sangat memegang peranan penting karena pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama.
    Oleh karena itu, beberapa faktor yang seharusnya dikembangkan dalam keluarga dalam rangka membantu perkembangan moral, nilai dan sikap anak ke arah yang maksimal , adalah: 1. Suatu keluarga harus memiliki standar moral yang jelas, 2. Setiap anggota keluarga harus konsisten mentaati standar moral yang telah disepakati. 3. Suri tauladan moral harus ditunjukkan oleh orang tua dan orang dewasa lainnya dalam keluarga.
    ( Asrori, 2009 )
    Didalam Tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Disitu sudah jelas membentuk watak, peradaban dan akhlak mulia, akan tetapi sayangnya pendidikan moral sudah dikalahkan oleh pendidikan lainnya, waktu disekolah habis untuk mengejar nilai akademis, seakan-akan lupa ada pelajaran yang lebih penting yaitu pendidikan etika dan moral, pendidikan yang akan dibawa sampai akhir hayatnya.
    Kita mengetahui bahwa kehancuran suatu bangsa dan negara dapat terjadi karena hancurnya moral beberapa warganya, dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan moral jauh lebih penting dari pada pendidikan akademik, pendidikan moral yang akan menentukan kemana organisasi bahkan kemana negara akan berkembang. Oleh karna itu agar terciptanya keselarasan etika dan moral harus ada satu derap langkah antara keluarga (orang tua) , masyarakat dan pemerintah berusaha menanamkan etika dan memperbaiki penerapan moral untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

    Lela Hikmatullah
    NPM : 073117009
    Prodi : Manajemen Pendidikan
    S3A10

  33. 34 Suhendra Dada February 19, 2018 at 7:57 am

    Asslm……Pak Adie Erar yang terhormat,
    Berikut ini komentar saya terhadap tulisan Landasan Etika dan Moral

    Setelah mencermati tulisan yang berjudul Landasan Etika dan Moral (Adie Erar Yusuf, M.A., 2015), ada tiga hal yang disampaikan oleh penulis, yakni a) hakikat etika dan moral; b) Etika dan moral di dalam kehidupan bermasyarakat; dan c) Etika dan moral dalam suatu organisasi. Untk lebih jelasnya, berikut ini disampaikan ulasannya satu per satu.
    Pertama, hakikat etika dan moral. Pada bagian awal tulisannya, penulis bertutur tentang apa sebanarnya etika dan moral itu. Etika dan moral tidak bisa dipisahkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia; kapan dan di mana pun manusia berada. Etika dan moral harus menjadi landasan dan pegangan hidup sesorang, baik sebagai individu, hubugannya dengan keluarga, masyarakat, bahkan sampai dengan masyrakat luas sekalipun, tindak dan tanduk seseorang harus dilandasi dengan etika dan moral. Etika mengajarkan kepada kita tentang baik dan benar; tentang bagus dan buruk. Sementara moral mengajarkan kepada kita tentang akhlak, budi pekerti, sikap, dan kewajiban-kewajiban yang diterima secara umum.
    Kedua, etika dan moral dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat sat ini heterogen, tidak lagi terhalang oleh batas, ruang, dan waktu yang memungkinkan orang per orang dapat berkomunikasi dengan mudah. Orang bisa menyampaikan gagasan, pikiran perasaan dengan bebas; orang dapat memempengaruhi orang lain dengan bebas; dan tiap orang dapat menerima atau menolak gagasan orang lain sesuai dengan penilaiannya. Dengan dunia yang serba terbuka inilah, persoalan dan gesekan antaranggota masyrakat dapat mudah muncul dan membawa kerusakan terhadap masyarakat itu sendiri. Instrument hukum pun terhadang diabaikan. Salah satu aspek penting untuk mengendalikan semua itu adalah standar etika dan moral. Sebebas apa pun orang dalam berbuat, etika dan moral itulah yang akan mengendalikan dirinya. Oleh karena itu, saya sependapat dengan penulis bahwa, “Etika seseorang tercermin dalam perilaku menyikapi lingkungan sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku.
    Akan tetapi dalam konteks ini, dalam tulisan Landasan Etika dan Moral, penulis tidak mengungkap lebih jauh tentang apakah sama standar norma yang berlaku di suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain. Dalam era globalisasi saat ini, memudahkan orang untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang keduanya memiliki standar norma yang berbeda. Persoalan yang sering muncul adalah ssesuatu yang lumrah di kelompok masyarkat tertentu coba “dipaksakan” untuk berlaku lumrah pula pada kelompok masyarakat lain. Padahal di kelompok itu standar normanya berbeda. Mungkin kita harus lebih bijak dalam memaknai, “Di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung.”
    Ketiga, etika dan moral dalam suatu organisasi. Saya sependapat dengan penulis, bahwa, “Dalam dunia kerja, standar etika berbeda dari nilai dasar suatu organisasi dengan organisasi lain…standar etika dapat menjadi acuan yang benar bagi organisasi yang serius…” Standar etika yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi adalah acuan para anggota organisasi itu dalam memajukan organisasinya. Karena melalui standar etika itulah anggota organisasi melihat sesuatu yang dikerjakan itu dari perspektif baik-buruk; benar-salah. Bila hal hal ini sudah menjadi komitmen dan budaya dalam sebuah organisasi, sebuah keniscayaan organisasi tersebut akan maju dan berkembang; tidak lagi ada KKN, dan semua kebputusan diambil berdasarkan profesionalitas semata karena setiap anggota organisasi bekerja berdasarkan tanggung jawab moralnya. Semua perilaku orang-orang yang terlibat dalam suatu organisasi diikat oleh nilai etika sebagai suatu integritas. Jadi, tidaklah berlebihan, hasil peneltian yang diungkap oleh penulis dalm tulisannya bahwa, “ Integritas sama pentingnya dengan keuntungan perusahaan.”

    Suhendra
    073117024
    (Kelas A.10)
    Prodi Manajemen Pendidikan (S-3)

  34. 35 susanto985983014 February 20, 2018 at 7:23 am

    Yth. Bapak Adie Yusuf
    Ijin menyampaikan komentar tulisan bapak tentang “ETIKA DAN MORAL”
    sebagai berikut:

    Etika pada hakekatnya, mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran melainkan memeriksa kebiasaan, nilai, norma, dan pandangan-pandangan moral secara kritis.
    Etika menuntut pertanggungjawaban dan mau mengingatkan kerancuan. Etika berusaha untuk menjernihkan permasalahan moral, sedangkan kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia.
    Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolak ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.
    Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku moral dapat dikatagarikan menjadi 4 faktor yaitu:
    1. Faktor Kognitif
    Kemampuan kognitif seseorang didalam mengatasi dilima moral diyakini sangat berpengaruh terhadap perilaku moralnya. Orang yang penalaran moralnya kurang baik akan cenderung memilih tindakan yang tidak bermoral, sebaliknya orang yang penalaran moralnya baik akan cenderung memilih tindakan yang bermoral.
    2. faktor Emosi
    Emosi moral merupakan faktor penting dalam menjelaskan perilaku moral, emosi moral merupakan suatu yang berhubungan dengan kepentingan pribadi atau kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Emosi moral memiliki beberapa karakteristik umum yaitu berkaitan dengan tubuh, mempunyai kemampuan untuk memotivasi, sulit dikendalikan secara sadar, kompleks dan berhubungan dengan kepentingan individu atau masyarakat.
    3. Faktor Kepribadian
    Dalam agama Islam kesadaran seorang muslim dipelihara dalam setiap situasi. Seorang muslim diperintahkan untuk memulai suatu kegiatan dengan mengucapkan kata basmalah, berzikir setiap kesempatan, berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan seperti : makan, minum, belajar, mandi, mengendarai motor atau mobil dan sebagainya.
    4. Faktor Situasional
    Lingkup sosial, kultural, keagamaaan dan personal, baik yang bersifat mikro maupun makro, konteks dan karakteristik tentu akan menstimulasi perbedaan perilaku. Budaya timur misalnya lebih menekankan nilai-nilai kepatuhan, loyalitas, kerjasama, atau kesucian tentu akan menstimulasi perilaku yang berbeda dengan budaya barat yang lebih menekankan individualisme, kebebasan berekpresi, dan sekuralisme dalam kehidupan.

    Nama : Susanto
    NPM ;073117025
    Kelas :A10 S3 Manajemen Pendidikan

  35. 36 sammy31103 February 22, 2018 at 12:36 am

    Sammy Ferrijana; A.10; S.3; Manajemen Pendidikan; UNPAK

    Assalamualaikum.wr.wb

    Saya sependapat dengan bapak bahwa etika dapat dipertimbangkan sebagai suatu batasan yang diterima terhadap suatu nilai moral dan dilandasi dengan kepercayaan, tanggung jawab dan integritas yang menjadi bagian dari sistem nilai sosial masyarakat. Etika dan moral seseorang ketika bersosialisasi dengan lingkungan akan menampilkan totalitas kepribadiannya atau identitas dirinya. Oleh sebab itu, dalam kehidupan bermasyarakat perlu ada kendali moral terhadap setiap perilaku dan sikap seseorang di lingkunganan sosial dengan dihadapkan pada etika sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur perilaku (K. Bertens). Sedangkan moral sebagai tradisi spiritual untuk melakukan serangkaian standar yang mengatur perilaku orang dan masyarakat (Zainuddin Saifullah nainggolan). Sehingga, apa yang ditampilkan benar-benar merupakan totalitas tampilan yang bertanggung jawab lahir dan bhatin. Menurut pendapat pribadi saya, bila seseorang berfikir positif dapat melahirkan perasaan yang positif. Selanjutnya, bila seseorang berperasaan positif akan melahirkan sikap dan prilaku yang positif. Sehingga saya tertarik mendalami artikel bapak dan menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk memahaminya lebih dalam serta mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

    Wassalamualaikum.wr.wb

  36. 37 Sukmanasa Elly February 22, 2018 at 1:28 pm

    Elly Sukmanasa
    S 3 A.10
    073117006

    Assalamu’alaikum Bapak Adie Erar Yusuf, yang terhormat.
    Komentar saya terhadap tulisan bapak yang berjudul “Landasasan Etika dan Moral”

    Gambaran rasional mengenai hakekat dan dasar perbuatan serta keputusan yang benar atau salah selalu dihubungkan dengan etika dan moral. Etika merupakan kebiasaan moral dan sifat perwatakan yang berisi nilai-nilai yang terbentuk dalam tingkah laku dan adat istiadat. Oleh karena itu penilaian etika selalu menempatkan tekanan khusus terhadap defenisi konsep-konsep etika, justifikasi atau penilaian terhadap keputusan moral, sekaligus membedakan antara perbuatan dan keputusan yang baik dan buruk.

    Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dinyatakan baik atau buruk atau aturan tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia, dengan kata lain etika bersifat relatif kondisional artinya dapat berubah-sesuai dengan tuntutan zaman. Sedangkan moral suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat peran lain, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk. Dapat dikatakan etika dan moral memiliki objek yang sama yaitu membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan baik atau buruknya, etika dan moral dapat dibedakan dari tolak ukur yang digunakan dengan moral untuk mengukur tingkah laku manusia yaitu kebiasaan, adat istiadat, dan lainnya yang berlaku di masyarakat.

    Etika mempunyai sifat yang sangat mendasar, yaitu sifat kritis. Etika bertugas memberi jawaban atas pertanyaan: Atas dasar apa orang menuntut kita tunduk terhadap norma-norma? Dan bagaimana kita bisa menilai norma-norma tersebut? Dengan demikian, etika menuntut manusia agar bersikap rasional terhadap semua norma.

    Etika diperlukan dengan beberapa alasan. Pertama karena kita hidup dalam masyarakat yang semakin komplek, rawan akan konflik. Semakin banyak perbedaan maka potensi konflik semakin besar. Kedua, terjadinya transformasi dalam masyarakat, di sini diperlukan etika untuk menjaga keutuhan. Ketiga adanya proses perubahan sosial budaya yang sering dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Keempat, etika dapat dimanfaatkan kaum agamawan untuk memantapkan iman para pengikutnya. Istilah moral senantiasa mengacu kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Inti pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya perbutaannya selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia.

    Dalam berinteraksi dengan masyarakat, etika dan moral sangat diperlukan agar tercipta tatanan masyarakat yang rukun, damai dan nyaman. Seseorang tidak cukup hanya dengan mempunyai moral dan mentaati aturan, ia juga harus mengetahui alasan mengapa mereka melakukannya. Kita tidak boleh melihat kebaikan dari hasil perbuatan seseorang karena yang membuat perbuatan manusia menjadi baik dalam arti moral bukanlah hasil yang dicapai, tetapi ditentukan semata-mata oleh kenyataan bahwa perbuatan itu merupakan kewajibannya yang harus dilakukan.

    Kita selaku tenaga pendidik di sebuah lembaga pendidikan memiliki peluang yang sangat besar untuk ikut andil dalam mengarahkan anak bangsa untuk mengoptimalkan etika dan moral yang akan diimplementasikan dalam menjalankan kehidupannya dengan melalui penanaman empat macam kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yaitu dari segi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Untuk menjalankan semua itu dibutuhkan landasarn etika dan moral yang kuat dalam diri manusia diantaranya yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran.

    Demikian komentar Saya

    Wassalamu’alaikum.

  37. 38 Puja Subekti February 24, 2018 at 1:11 am

    Nama: Puja Subekti
    NPM : 073117018
    KLS : S3. A.10

    Pengertian etika dan moral. Etika adalah pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah. Moral adalah perilaku yang baik dan pantas dalam kehidupan bermasyarakat. Moral berlandaskan pada adat istiadat dan kepercayaan.
    Etika hendaklah dimiliki oleh setiap orang sesuai dengan kedudukan dan perananya. Secara umum dimasyarakat dikenal beberapa etika dasar yang praktis. Etika di dalam rumah tangga, etika ditempat umum, etika dalam organisasi, etika dalam profesi, etika bermasyarakat dan etika berbangsa dan bernegara. Etika haruslah dipelajari dan ditanamkan sedini mungkin kepada generasi muda yang kelak akan menjadi tulang punggung dalam masyarakat. Penanaman etika sejak dini dimulai dari keluarga, sekolah dan pergaulan lingkungan. Dirumah hendaknya orang tua menyempatkan diri untuk menjelaskan etika yang berlaku dan seharusnya dijunjung tinggi dalam kehidupan berkeluarga. Penanaman etika dalam keluarga dapat dimulai dengan menunjukan bagaimana seharusnya anak bersikap kepada orang tuanya dan bagaimana seorang kakak berlaku kepada adiknya. Penanaman etika sejak dini dan memberikan teladan langsung penerapanya akan sangat penting sekali bagi perkembangan kepribadian seseorang sehingga kelak ketika ia bermasyarakat akan mudah memahami bahwa dimanapun berada akan selalu mengikuti etika yang berlaku.
    Moral adalah sikap batin yang tercetus dalam prilaku berucap dan berbuat. Molah adalah prilaku berucap dan bertindak yang baik sesuai dengan akhlat yang diterima dan dijalankan masyarakat. Moral yang baik menjadi syarat mutlak ketertiban kehidupan suatu masyarakat. Dewasa ini sangat dirasakan betapa merosotnya prilaku moral manusia. Dari kalangan pelajar hingga masyarakat pada umumnya mengalami degradasi moral yang sangat memprihatinkan. Prilaku korupsi yang dilakukan para pejabat adalah bentuk pelanggaran moral, prilaku penganiayaan terhadap guru oleh murid dan orang tua murid di sekolah adalah pelanggaran moral. Masyarakat harus peduli dan ikut bertanggung jawab untuk menanamkan prilaku susila sejak dini kepada generasi bangsa ini. Membangun generasi yang bermoral hendaknya dimulai dari kehidupan di keluarga dan dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Para orang tua hendaknya menjadi teladan sikap hidup yang bermoral bagi anak-anaknya. Guru hendaknya menjadi teladan moral bagi peserta didiknya dan masyarakat juga harus berjuang untuk menjadi teladan moral bagi lingkunganya. Moral yang baik suatu masyarakat akan menjadi dasat bagi kemajuan kehidupan bermasyarakat. Sikap yang menjunjung tinggi moral akan menciptakan ketertiban, keamanan dan kedamaian. Secara singkat penanaman moral kepada generasi muda dapat dilakukan dengan membiasakan diri memiliki rasa malu terhadap pelanggaran moral dan memiliki rasa takut terhadap akibat dari pelanggaran moral.

    • 39 Wahardi March 2, 2018 at 7:27 pm

      Suasana kehidupan ini sangat tegantung dengan kualitas etika dan moral yang terbangun ditengah-tengah masyarakat. Kedamaian, ketenteraman akan menghiasai setiap lini kehidupan bilamana keluhuran etika dan moral menjadi penghias disetiap sendi prilaku masing-masing individu.
      Sumber utama Etika dan Moral antara lain: 1) ajaran agama yang diyakini dan dikenalkan sejak dini dalam keluarga, 2) Kebiasaan/ budaya masyarakat, Organisasi, 3) Kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk peraturan, pedoman pelaksana serta petunjuk teknis dari suatu kegiatan.
      Etika merupakan pengetahuan tentang sesuatu/nilai yeng dijadikan ukuran benar/ salah, baik /buruk dari sikap dan prilaku sedangkan moral merupakan manifestasi dari nilai dominan yang terdapat dalam alam bawah sadar seseorang dalam bentuk perbuatan atau tingkahlaku. Berdasarkan uraian ini maka dapat dipahami bahwa etika tidak serta merta menjadi moral jika etika belum menjadi informasi yang dominan pada alam bawah sadar seseorang, sehingga banyak kita jumpai etika hanya sekedar pengetahuan, tertuang dalam tulisan atau hanya sebuah hafalan tapi tidak tercermin dalam perbuatan.
      Ada tiga hal yang diperlukan untuk menjadikan etika berbuah moral yaitu :1) Knowing, 2) Doing, 3) Loving. Dan ketiga hal tersebut dapat di lakukan melalui verbal programming dan modeling (uswah hasanah).

  38. 40 Herlina Tarigan February 28, 2018 at 2:33 am

    Nama : Herlina Tarigan
    NPM : 073117046
    Kls : MP S-3 A.10

    Yth. Bpk. Dr. H. Adie Yusuf, M.A.

    Saya setuju dengan tulisan Bapak tentang Etika dan Moral. Dua kata Etika dan Moral tidak dapat dipisahkan satu sama lain walaupun berbeda kata dan arti. Etika dan Moral saling berkaitan dalam fungsinya yang sangat luas dalam kehidupan manusia sehari-hari baik sebagai perorangan, makhluk sosial atau bermasyarakat, maupun di dunia pekerjaan atau dalam suatu organisasi. Ketika seseorang bisa berperilaku dengan baik, bermoral baik, dan mempunyai etika yang baik serta dapat menyesuaikan kehidupannya dengan lingkungannya dengan baik sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku pada lingkungan tersebut maka seseorang tersebut sudah melakukan tanggungjawabnya atau sudah mempunyai kendali moral terhadap setiap perilaku yang dia lakukan.

    Apabila dikaitkan dengan dunia pekerjaan atau organisasi, maka standar Etika dan Moral satu organisasi berbeda dengan standar Etika dan Moral organisasi lainnya. Etika yang diterima oleh setiap karyawan terhadap suatu nilai moral dan dilandasi dengan kepercayaan, tanggung jawab dan integritas pada satu organisasi akan melahirkan kepercayaan dari karyawan organisasi lainnya dan akan dijadikan sebagai pedoman bagi perilaku anggota organisasi. Hal ini akan mempengaruhi perilaku karyawan, dan pelanggan, serta pimpinan organisasi perusahaan yang mana akan mempengaruhi profit/keuntungan perusahaan. Oleh sebab itu sangatlah penting bila nilai etika yang sudah diakui sebagai suatu kebenaran maka akan mempengaruhi maju tidaknya suatu organisasi perusahaan.

    Kalau dihubungkan dengan dunia pendidikan sangatlah penting dibuat suatu pedoman yang baik di setiap organisasi pendidikan sebagai acuan bagi semua yang ada dalam organisasi pendidikan tersebut baik sebagai pendidik maupun sebagai anak didik. Terutama di jaman sekarang ini etika dan moral anak-anak didik mengalami degradasi/penurunan dengan adanya globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat tinggi dan terus berubah. Perlunya suatu kebijakan, aturan, pedoman dari pemerintah yang sangat baik dan tegas yang sama bagi semua organisasi pendidikan sehingga menguntungkan setiap anak didik. Dengan adanya anak didik yang bermental integritas, berperilaku baik, beretika, dan bermoral maka akan melahirkan anak-anak bangsa atau pemimpin-pemimpin yang tau mana yang benar dan mana yang salah sehinggga berani jujur.

  39. 41 Juliwardi March 6, 2018 at 4:34 am

    Juliwardi, mahasiswa S.3 Unpak, A.10
    Yth.Bapak Dr.Adie Yusuf,M.A
    Mohon izin berkomentar

    Benar seperti yang Bapak ungkapkan.Etika dan moral adalah dua hal yang sangat kita butuhkan dalam kearifan berbuat dan bertindak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Namun dua kata ini patut juga kita sepadankan dengan budaya dan kaidah Agama. ya..sepertinya Etika,Moral,budaya dan kaidah agama sering dijadikan sebagai tumpuan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dapatkah harapan ini terwujud ?

    Secara terminologi antara etika,moral dan budaya dapat dibedakan. Istilah etika mengacu kepada aturan normatif tentang baik dan buruk yang bersumber pada pemikiran rasional yang jernih. Sedangkan moral terkait dengan upaya menjunjung tinggi nilai-nilai ideal yang universal seperti kemanusiaan,kejujuran,keadilan,kesederajatan dan lain sebagainya. .Selanjutnya menurut Sutan Takdir Alisyahbana budaya atau kebudayaan dapat diartikan keseluruhan yang kompleks,yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan,kepercayaan,seni,hukum,moral,adat istiadat dan segala kecakapan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan memperhatikan batasan pengertian tersebut tampak jelas bahwa antara etika,moral dan budaya hakekatnya satu, yaitu sebagai produk daya cipta, rasa dan karya manusia. Ketiganya dapat dikatakan Kebudayaan. Dengan demikian kebudayaan akan tampil sebagai pranata yang secara terus menerus dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.

    Berbeda dengan kebudayaan( etika,moral dan budaya ) , kaidah agama sebagai nilai-nilai luhur yang berasal dari tuhan. Namun demikian tidak berarti antara agama dan kebudayaan saling bertentangan melainkan keduanya saling bersinggungan. Etika,moral,budaya dan kaidah agama memiliki banyak peran dalam membimbing masyarakat menuju tyerbentuknya masyarakat yang sejahtera lahir dan batin, termasuk di dalamnya menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa.

    Dalam bidang etika menarik sekali “teori pertengahan” yang dikemukakan oleh Ibn Miskawaih(320 H/923 M – 421 H/1030 M). Teori etika yang dibangunnya berdasarkan pada potensi psikologis yang terdapat dalam diri manusia, yakni akal, nafsu amarah, dan nafsu biologis. etika yang baik akan muncul apabila semua potensi psikologis tersebut digunakan secara pertengahan. akal yang digunakan secara seimbang dan didasarkan agama akan menghasilkan Hikmah. Nafsu amarah yang digunakan secara pertengahan menghasilkan sikap ksatria. Dan nafsu biologis digunakan secara pertengahan akan menghasilkan sikap iffah(terpelihara dari perbuatan maksiat)

    Dalam bidang moral,menarik sekali apa yang dikatakan oleh Fazlur Rahman, bahwa inti dari ajaran moral bertumpu pada upaya menjalin hubungan yang baik antara manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan manusia lainnya.

    Dalam bidang kebudayaan ternyata erat hubungannya dengan nilai-nilai agama,terutama kebudayaan gotong royong, saling menolong,saling menghormati dan sebagainya.

    Nah, dalam bidang kaidah agama ini lebih menarik lagi, katakanlah pada saat ini banyak keluhan yang disampaikan orang tua, para guru dan orang yang bergerak di bidang sosial mengeluh tentang perilaku remaja yang amat mengkhawatirkan. Diantara mereka sudah banyak terlibat dalam tawuran,penggunaan obat-obat terlarang,minuman keras, pembajakan bis, penodongan,pelanggaran seksual dan perbuatan kriminal. Dari pandangan kaidah agama terutama Islam penyebab semua ini merosotnya Akhlak. Fazlur Rahman mengatakan dalam bukunya “Islam” mengatakan bahwa inti ajaran Islam sebagaimana terdapat dalan Al-Quran adalah akhlak yang bertumpu keimanan kepada Allah(hablumminallah),dan keadilan sosial(hablumminannas). Lebih jauh dikatakan akar-akar penyebab merosotnya akhlak karena ; longgarnya pegangan agama, kurang efektifnya pembinaan moral, derasnya arus budaya hidup(materialistik,hedonistik dan sekularistik) dan terakhir belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Sementara demikian komentar saya , mohon maaf atas salah dan janggalnya. Terima kasih

  40. 42 G. Eko Sunarto, S.Pd., M.Si March 8, 2018 at 3:58 am

    Nama : G. Eko Sunarto
    NPM : 073117047
    Kls : MP S-3 A.10

    Yth. Bpk. Dr. H. Adie Yusuf, M.A.

    Setelah mencermati tulisan bapak tentang landasan etika dan moral saya menyimpulkan bahwa landasan etika dan moral merupakan keharusan dalam berinteraksi pada suatu kelompok maupun organisasi. Khususnya dalam dunia kerja etika dan moral memiliki standar kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap individu/karyawan dalam memajukan organisasi tersebut. Dan standar setiap organisasi satu dengan organisasi yang lainnya memiliki perbedaan dilihat dari lingkungan disekitarnya.
    Hal ini saya sangat setuju karena landasan etika dan moral merupakan kebutuhan dasar/pokok bagi setiap individu/orang dalam setiap kehidupan suatu bangsa khususnya Indonesia yang memiliki budaya ketimuran yang sangat beradap. Saya menyarankan bebrapa tambahan yang perlu diangkat yaitu tentang standar apa dan bagaimana langkah yang harus dilakukan dalam memenuhi landasan etika dan moral yang dibutuhkan.
    Standar etika dan moral sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan berdasarkan ruang lingkupnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1) lingkungan rumah tangga sebagai lingkungan mikro (micro environment); 2) lingkungan kerja (meso environment); dan 3) lingkungan makro (macro/ambient environment). Antroposentrisme merupakan teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat alam semesta. Etika ini sangat instrumentalistik dalam pengertian pola hubungan manusia dan alam dilihat dalam relasi instrumental.
    Menurut Sony Keraf (2002:133), prinsip etika lingkungan adalah : 1. Sikap hormat terhadap alam; 2. Prinsip tanggung jawab; 3. Solidaritas kosmis; 4. Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam; 5. Tidak merugikan; 6. Hidup sederhan; 7. Keadilan; 8.Demokrasi; dan 9. Integritas moral
    Bila berbicara moral dari sudut pandang budaya dan agama juga berdasarkan perbedaan benar / salah. Hal ini yang mengartikan perbedaan yang tipis antara moral dan etika sehingga terkadang membuat perbedaan antara keduanya sulit. Moralitas mengklaim pengetahuan tentang etika tapi melakukannya melalui asersi berbasis budaya, yaitu melalui agama. Karena alasan ini, moralitas memiliki konotasi religius. Kedua istilah tersebut menunjukkan pengetahuan tentang tindakan benar dan salah namun dasar pengetahuan itu berbeda.
    Jonathan Haidt telah mengemukakan definisi Moralitas yang cukup berguna. Dia menggunakan cara sekuler (metode ilmiah) untuk sampai pada apa yang dia anggap sebagai fondasi yang tepat untuk Moralitas (yang dia sebut sebagai sinonim dengan Etika). Hal ini juga berguna dalam membantu membedakan istilah etika dengan moralitas. Moralitas yang terdiri dari lima komponen dasar yaitu: 1. Harmoni / Perawatan; 2 Keadilan / Timbal Balik; 3 In-group / loyalty; 4 Otoritas / hormat; 5 Kemurnian / Kesucian.
    Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan betapa pentingnya etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari karena jika tanpa etika seperti dalam dunia pekerjaan dan melakukan aktifitas dengan berdialog pada lawan bicara tanpa mempunyai etika dan moral yang kurang bagus, akan terasa sekali dampaknya pada diri kita sendiri. Apabila seseorang memiliki etika yang minim dan moral yang tidak bagus, makan lawan bicara/orang lain akan segan untuk berdialog atau berkomunikasi dengan kita. Dan antara etika dan moral tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dimana keduanya merupakan kembar siam yang harus dimiliki oleh setiap orang/individu.

  41. 43 agusisnadi5 March 15, 2018 at 3:44 am

    AGUS ISNADI (073117032)
    PROGRAM DOKTOR (S3) A.11
    UNPAK BOGOR

    Saya sependapat dengan tulisan Bapak tentang etika dan moral. Setelah mencermati tulisan Bapak tentang landasan etika dan moral saya menyimpulkan bahwa landasan etika dan moral merupakan keharusan dalam berinteraksi dan bersosialisasi pada suatu kelompok maupun organisasi. Khususnya dalam dunia kerja etika dan moral memiliki standar kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap personal dalam memajukan organisasi tersebut. Dan standar setiap organisasi satu dengan organisasi yang lainnya memiliki perbedaan dilihat dari lingkungan disekitarnya.
    Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar itu etika dan moral, namun pada kenyataannya hanya sebagian orang yang dapat mengaplikasikan etika dan moral secara baik. Sebelum lebih lanjut membahas pentingnya etika akan lebih baik jika kita mengerti apa itu etika dan moral. Etika merupakan Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat.
    Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. etika sebagai ilmu dan filsafat menghendaki ukurannya secara umum yakni tidak untuk sebagian dari manusia melainkan untuk semua manusia (Poedjawiyatna, 2003:6-7). Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan bulying merupakan tindak tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Ketiganya menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbatan manusia. Perbedaannya bila akhlak standartnya al-quran dan hadits, etika standartnya akal dan pikiran, sedangkan moral standartanya adat kebiasaan yang mum berlaku di masyarakat (Asy’ari, 2005:111).
    Mengapa Etika dan moral penting? Karena Dalam dunia sehari-hari, bisnis, sekolah, bermasyarakat, dan lain sebagainya harus di dukung oleh sikap dalam tutur kata yang baik dan tingkah laku (perbuatan) yang baik pula, karena pada dasarnya seseorang akan melihat cara kita berbicara dan tingkah laku kita saat berbicara dengan lawan bicara kita. Missal : jika kita tidak dapat bertutur kata dengan baik dalam dunia bisnis, rekan bisnis kita pasti akan merasa kecewa karena semula ingin bekerja sama dengan anda, karena melihat dari segi tutur kata atau tingkah laku anda kurang baik, itu akan menjadi minus bagi anda di mata rekan bisnis anda.
    Begitu juga dalam bermasyarakat, jika dalam lingkungan perumahan atau sekitar rumah anda, anda tidak dapat menjaga etika dan moral, secara sikap dan tingkah laku maka dalam kehidupan bermasyarakat anda akan mendapatkan predikat yang kurang baik.
    Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan betapa pentingnya etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari karena jika tanpa etika dalam dunia pekerjaan dan melakukan aktifitas yang berdialog dengan lawan bicara tanpa mempunyai etika dan moral yang kurang bagus, akan terasa sekali dampaknya pada diri kita sendiri, jika dengan etika dan moral yang bagus seseorang akan merasa nyaman berdialog dengan kita jika tanpa di dukung oleh etika yang minim dan moral yang tidak bagus, seseorang akan segan untuk berdialog atau berkomunikasi dengan kita.

  42. 44 indarwanti 25 March 16, 2018 at 6:35 am

    Assalamualaikum Wr, Wb.
    Yth. Dr. H.Adie E Yusuf, MA
    INDARWANTI
    S3 Manajemen Pendidikan
    Kelas A11
    NPM 073117036

    Saya sangat setuju sekali dengan tulisan bapak tentang landasan etika dan moral, terutama di dunia pendidikan.
    Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti adat kebiasaan, dalam bentuk jamak (Ta etha) kata etika dapat disimpulkan ” ilmu yang mempelajari tentang adat kebiasaan ” (Bertens,2013, hlm 4)
    Moral secara etimologi artinya hampir sama sekalipun bahasanya berbeda. Menurut Bertens(2013, hlm 6) yaitu : ” nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya ”

    Etika dan moral yang berhubungan dengan dunia pekerjaan khususnya dunia pendidikan meliputi 9 nilai yaitu:
    (1) kerja keras
    (2) efisiensi
    (3) kerajinan
    (4) tepat waktu
    (5) prestasi
    (6) energetik
    (7) kerjasama
    (8) jujur
    (9) loyal
    Sangatlah dibutuhkan dan harus ada dalam diri seorang guru yang setiap saat mentransfer ilmu kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
    Nilai-nilai tersebut harus tertanam dalam jiwa guru sebagai pendidik dan muncul sebagai “Role Model” yang dapat digugu dan ditiru oleh peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara profil guru sebagai pemimpin harus dilandasi Trilogi Kepemimpinan yaitu :
    ” Ing Ngarso Sing Tulodo ”
    ” Ing Madya Mangun Karso”
    ” Tut Wuri Handayani”
    Kepemimpinan yang terpatri dalam jiwa guru ini akan mewujudkan guru yang selalu memotivasi para peserta didik untuk maju dalam cipta dan karsa demi kemajuan bangsa Indonesia tetapi menjunjung tinggi etika dan moral dalam setiap langkah kehidupannya.
    Sesuai dengan tujuan pendidikan yang menurut Ki Hajar Dewantara yaitu ” Mempertinggi derajat kemanusiaan menuju sempurnanya hidup manusia yaitu hidup tertib dan damai, selamat dan bahagia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan .” Semoga hal ini dapat terwujud melalui guru guru Indonesia yang memiliki landasan etika dan moral dalam mendidik putra bangsa.

    Bertens, K. Etika. Yogyakarta: Kanisius. 2013
    Dewantara, K. H. Pendidikan. Yogyakarta: Taman Siswa. 2004

  43. 45 Yudhie Suchyadi March 23, 2018 at 7:49 am

    Assalamualaikum Wr, Wb.
    Yth. Dr. H.Adie E Yusuf, MA

    Yudhie Suchyadi
    S3 Manajemen Pendidikan
    Kelas A10
    NPM 073117028

    Bissmillah,

    Antara etika & moral memiliki kesamaan. Namun, ada berbedaan, yaitu etika lebih bersifat teori, sedangkan moral lebih bersifat praktis.

    Menurut ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan secara universal, sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan tentang ukuran, etika menjelaskan tentang ukuran tersebut.

    Dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.
    Pertama, kalau dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran, sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur digunakan adalah norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.

    Namun, etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan Hadis.

    Dengan kata lain jika etika, moral dan susila berasal dari manusia sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.

    Wassalam.

  44. 46 Lina Purnama March 23, 2018 at 1:04 pm

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, mohon izin prof, saya Lina Purnama Mahasiswa S3 kelas A11 UNPAK mohon di add. terima kasih.

  45. 47 NENENG ISTIANAH April 26, 2018 at 5:58 am

    Assalamualaikum Wr, Wb.
    Yth. Dr. H.Adie E Yusuf, MA
    Neneng Istianah
    S3 Manajemen Pendidikan
    Kelas A11
    NPM 073117041
    Saya sangat setuju sekali dengan tulisan bapak tentang landasan etika dan moral, terutama di dunia pendidikan.
    Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti adat kebiasaan, dalam bentuk jamak (Ta etha) kata etika dapat disimpulkan ” ilmu yang mempelajari tentang adat kebiasaan ” (Bertens,2013, hlm 4)
    Moral secara etimologi artinya hampir sama sekalipun bahasanya berbeda. Menurut Bertens(2013, hlm 6) yaitu : ” nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya ”
    Etika dan moral yang berhubungan dengan dunia pekerjaan khususnya dunia pendidikan meliputi 9 nilai yaitu:
    (1) kerja keras
    (2) efisiensi
    (3) kerajinan
    (4) tepat waktu
    (5) prestasi
    (6) energetik
    (7) kerjasama
    (8) jujur
    (9) loyal
    Sangatlah dibutuhkan dan harus ada dalam diri seorang guru yang setiap saat mentransfer ilmu kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
    Nilai-nilai tersebut harus tertanam dalam jiwa guru sebagai pendidik dan muncul sebagai “Role Model” yang dapat digugu dan ditiru oleh peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara profil guru sebagai pemimpin harus dilandasi Trilogi Kepemimpinan yaitu :
    ” Ing Ngarso Sing Tulodo ”
    ” Ing Madya Mangun Karso”
    ” Tut Wuri Handayani”
    Kepemimpinan yang terpatri dalam jiwa guru ini akan mewujudkan guru yang selalu memotivasi para peserta didik untuk maju dalam cipta dan karsa demi kemajuan bangsa Indonesia tetapi menjunjung tinggi etika dan moral dalam setiap langkah kehidupannya.
    Sesuai dengan tujuan pendidikan yang menurut Ki Hajar Dewantara yaitu ” Mempertinggi derajat kemanusiaan menuju sempurnanya hidup manusia yaitu hidup tertib dan damai, selamat dan bahagia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan .” Semoga hal ini dapat terwujud melalui guru guru Indonesia yang memiliki landasan etika dan moral dalam mendidik putra bangsa.

  46. 48 Vicihayu Dyah M September 17, 2018 at 8:07 am

    Setelah saya membaca artikel Bapak, perkenankanlah saya memberikan opini terkait artikel tersebut.

    Moral adalah pemahaman mengenai yang baik dan yang buruk sedangkan etika adalah tingkah laku manusia baik mental ataupun fisik mengenai moral tersebut. Etika merupakan dasar dari terbentuknya moral suatu masyarakat. Tanpa adanya etika maka moral masyarakat tidak terbentuk. Etika yang berasal dari akal pikiran menjadi dasar masyarakat untuk menerima suatu kebiasaan atau nilai yang muncul baik atau buruk.

    Dalam dunia pendidikan peran moral dan etika ini sangat penting. Karena saat ini tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan masyarakat tetapi harus mampu mencetak generasi yang bermoral dan beretika sehingga menjadi pribadi yang luar biasa. Pendidikan tidak lagi hanya sekedar mentransfer ilmu pendidikan saja, tetapi nilai-nilai moral juga harus ikut dipahami agar peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain. Hal ini tercermin dengan sikap baik yang diperlihatkan oleh peserta didik.

    Penyakit rusaknya etika dan moral ini ternyata tidak lagi dialami oleh anak-anak, tetapi penyakit ini juga menyerang para kaum dewasa. Sehingga hal ini perlu segera dicegah. Pencegahan dirasa lebih tepat agar tidak semakin banyak masyarakat yang terbiasa dangan tindakan yang tak bermoral.

    Seorang anak harus mulai dicegah agar tidak melakukan tindakan yang tidak baik. Pencegahan ini dimaksudkan agar jika seseorang sudah dewasa mereka akan siap mengahadapi lingkungan kerja.

    Dalam lingkungan kerja, seseorang dewasa dituntut untuk bersikap sesuai dengan moral dan etika yang baik. Keharusan ini dikarenakan seseorang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja yang penuh dengan perbedaan karakter masing-masing rekan kerja. Peran moral dan etika ini sangat penting agar individu dapat menunjukkan sikap yang paling baik dalam kondisi kerja seburuk apapun.

    Jika seseorang sudah terbiasa memegang teguh etika dan moral dalam bekerja maka kesuksesan yang akan mereka dapati. Sebesar apapun ombaknya individu-individu yang sudah terampil untuk bersikap baik inilah yang akan mampu melewatinya.

    Demikian opini yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika terdapat pendapat yang kurang sesuai.

    Hormat saya,
    Vicihayu Dyah M
    072118048
    Mahasiswi Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana 2018/2019

  47. 49 Surya Darmawati T September 20, 2018 at 4:17 pm

    Nama : Surya Darmawati T.
    Kelas : 2018.A.1.2
    Jurusan: Manajemen Pendidikan ( Pascasarjana Pakuan Bogor )

    Yth. Bapak Dr. Adie E.Yusuf, MA

    Salam Sejatera untuk kita.

    Menanggapi artikel dan pembahasan tentang Etika dan moral yang Bapak tulis, saya pribadi sangat setuju dengan beberapa pendapat yang mengutarakan bahwa etika dan moral adalah suatu yang sangat penting, dan sangat mendasar untuk diperkenalkan dan diterapkan kedalam tatanan kehidupan seluruh lapisan masyarakat bangsa kita. Dimana etika dan moral ini adalah menjadi tanggung jawab dari semua pihak, baik dari lingkungan yang terkecil yaitu tanggung jawab kedua orang tua( dirumah ), bidang pendidikan, masyarakat sampai dengan lingkungan yang terbesar yaitu tanggung jawab Kepala Pemerintahan dan semua jajarannya.

    Lebih khusus di lembaga pendidikan, peran serta para tenaga pendidik ikut andil dalam pembentukan etika dan moral yang baik bagi para peserta didik sebagai generasi muda yang masih duduk dibangku sekolah, pentingnya selalu ditanamakan sikap beretika dan bermoral yang baik dan selalu menunjukkan dalam kehidupan mereka sehari-hari baik dilingkungan keluarga, lingkungan teman bermain dan terlebih di dalam bermasyarakat. Tingkah laku peserta didik yang suka ikut dan melakukan tawuran antar pelajar, yang menimbulkan jatuhnya korban dan kerusahan dilingkungan mereka beraksi, seks bebas, narkoba dll adalah salah satu contoh rendahnya penerimaan mereka terhadap bagaimana sebaiknya peserta didik beretika dan bermoral yang pantas.
    Tingkat keberhasilan penanaman karakter pada pesera didik akan tercermin pada lulusan yang kelak mereka terjun kedalam kehidupannya di masyarakat. Implementasi penanaman karakter disekolah dapat dituangkan dalam kurikulum sehingga dapat menjadi panduan penyelenggaraan pendidikan.Etika dan Moral adalah dua kata yang saling berhubungan , ketika berbicara etika tidak lepas dari kata moral. Etika bisa dikatakan sebagai tindakan yang sadar dan disengaja sedangkan moral adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebaikan atau keburukan secara lahiriah atau kelihatan dari yang sebenarnya. Ukuran tindakan yang dilakukan itu dibutuhkan suatu alat ukur yaitu moral. Jadi keduanya saling terkait. Etika dan Morak keduanya membicarakan mengenaik bagaimana seharusnya seorang bertingkah laku, sehingga akan dinilai baik, buruknya dan benar atau salahnya dan moral sebagai tolak ukurnya.

    Demikian tanggapan dari saya, kurang dan lebihnya mohon maaf dan semoga dilengkapi oleh yang lainnya.
    Terima kasih.

  48. 50 Reza Daviana May 19, 2019 at 2:18 pm

    Nama : Reza Daviana Faradilla
    Kelas : 4G
    NPM : 037117189
    PGSD Universitas Pakuan
    Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.

    Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.

    kebiasaan atau tradisi.

    Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
    1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
    2. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.

    Perbuatan manusia dikatakan baik apabila motivasi, tujuan akhir dan lingkungannya juga baik. Apabila salah satu factor penentu itu tidak baik, maka keseluruhan perbuatan manusia menjadi tidak baik.

    Motivasi adalah hal yang diinginkan para pelaku perbuatan dengan maksud untuk mencapai sasaran yang hendak dituju. Jadi, motivasi itu dikehendaki secara sadar, sehingga menentukan kadar moralitas perbuatan.

    Sebagai contoh ialah kasus pembunuhan dalam keluarga:
    – yang diinginkan pembunuh adalah matinya pemilik harta yang berstatus sebagai pewaris
    – Sasaran yang hendak dicapai adalah penguasa harta warisan
    – Moralitas perbuatan adalah salah dan jahat

    Tujuan akhir (sasaran) adalah diwujudkannya perbuatan yang dikehendakinya secara bebas. Moralitas perbuatan ada dalam kehendak. Perbuatan itu menjadi objek perhatian kehendak, artinya memang dikehendaki oleh pelakunya. Sebagai contoh, ialah kasus dalam pembunuhan keluarga yang dikemukakan diatas:
    – perbuatan yang dikehendaki dengan bebas (tanpa paksaan) adalah membunuh.
    – diwujudkannya perbuatan tersebut terlihat pada akibatnya yang diinginkan pelaku, yaitu matinya pemilik harta (pewaris)
    – moralitas perbuatan adalah kehendak bebas melakukan perbuatan jahat dan salah.
    Lingkungan perbuatan adalah segala sesuatu yang secara aksidental mengelilingi atau mewarnai perbuatan. Termasuk dalam pengertian lingkungan perbuatan adalah:
    – manusia yang terlihat
    – kualiitas dan kuantitas perbuatan
    – cara, waktu, tempat dilakukannya perbuatan
    – frekuensi perbuatan
    saya pribadi sangat setuju dengan beberapa pendapat yang mengutarakan bahwa etika dan moral adalah suatu yang sangat penting, dan sangat mendasar untuk diperkenalkan dan diterapkan kedalam tatanan kehidupan seluruh lapisan masyarakat bangsa kita. Dimana etika dan moral ini adalah menjadi tanggung jawab dari semua pihak, baik dari lingkungan yang terkecil yaitu tanggung jawab kedua orang tua( dirumah ), bidang pendidikan, masyarakat sampai dengan lingkungan yang terbesar yaitu tanggung jawab Kepala Pemerintahan dan semua jajarannya.

    Lebih khusus di lembaga pendidikan, peran serta para tenaga pendidik ikut andil dalam pembentukan etika dan moral yang baik bagi para peserta didik sebagai generasi muda yang masih duduk dibangku sekolah, pentingnya selalu ditanamakan sikap beretika dan bermoral yang baik dan selalu menunjukkan dalam kehidupan mereka sehari-hari baik dilingkungan keluarga, lingkungan teman bermain dan terlebih di dalam bermasyarakat. Tingkah laku peserta didik yang suka ikut dan melakukan tawuran antar pelajar, yang menimbulkan jatuhnya korban dan kerusahan dilingkungan mereka beraksi, seks bebas, narkoba dll adalah salah satu contoh rendahnya penerimaan mereka terhadap bagaimana sebaiknya peserta didik beretika dan bermoral yang pantas.
    Tingkat keberhasilan penanaman karakter pada pesera didik akan tercermin pada lulusan yang kelak mereka terjun kedalam kehidupannya di masyarakat. Implementasi penanaman karakter disekolah dapat dituangkan dalam kurikulum sehingga dapat menjadi panduan penyelenggaraan pendidikan.Etika dan Moral adalah dua kata yang saling berhubungan , ketika berbicara etika tidak lepas dari kata moral. Etika bisa dikatakan sebagai tindakan yang sadar dan disengaja sedangkan moral adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebaikan atau keburukan secara lahiriah atau kelihatan dari yang sebenarnya. Ukuran tindakan yang dilakukan itu dibutuhkan suatu alat ukur yaitu moral. Jadi keduanya saling terkait. Etika dan Morak keduanya membicarakan mengenaik bagaimana seharusnya seorang bertingkah laku, sehingga akan dinilai baik, buruknya dan benar atau salahnya dan moral sebagai tolak ukurnya.

  49. 51 Rita desmawati May 19, 2019 at 3:56 pm

    Nama : Rita desmawati
    Npm : 037117196
    Pendidikan guru sekolah dasar
    Universitas pakuan

    Saya sangat tertarik dengan ulasan Bapak tentang masalah Etika dan moral, karena saya ingin menjadikannya sebagai salah satu variabel Disertasi saya. Pendapat saya tentang Etika dan Moral berdasarkan yang saya baca dari beberapa sumber adalah :
    1. Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang jawa, etika agama Islam, etika agama Budha dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika disini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
    2. Etika Moral, yaitu etika moral yang berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbulah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Contoh: berkata dan berbuat jujur, menghargai hak orang lain, menghormati orangtua dan guru, membela kebenaran dan keadilan dan menyantuni anak yatim/piatu.
    Karena saya seorang Kepala Sekolah SMP Negeri yang kondisinya dibilang jauh dari SNI ( Sekolah Baru ), saya merasa ada sebuah tantangan besar untuk menjadi seorang yang berjiwa Ethic Leadership, karena Etika dan Moralitas pemimpin pendidikan sangat berpengaruh pada efisiensi dan efektifitas kinerja lembaga pendidikan yang saya pimpin. Kepala sekolah yang menjaga etika dan moralitas yang baik akan menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan nyaman, selanjutnya keadaan seperti ini akan menunjang terciptanya kondisi pembelajaran yang efisien dan efektif.
    Tidak mudah melakukan hal tersebut bahkan kadang kala muncul semacam olokan dari teman kuliah, guru-guru atau manajemen BOS di Kabupaten sekalipun, tentang masalah penggunaan Dana BOS, bahkan kadang tanpa malu-malu mereka mengatakan …laporan BOS kan bisa di atur….atau Ibu Kuliah jangan-jangan pakai Dana BOS ya….. tapi semua itu bagi saya adalah hal yang tidak perlu saya tanggapi secara konfrontasi, karena akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik, terutama dalam media massa baik lokal maupun nasional. Saya pikir tidak perlu beradu argumentasi ataupun marah, karena memang penyelewengan Dana BOS juga menjadi isu yang memprihatinkan. Akhirnya saya berfikir, apa yang disampaikan temnan-teman itu adalah suatu pesan moral yang luar biasa patut saya hargai sebagai Individu…yang punya banyak kelemahan, terimakasih… bagi siapa saja yang mengatakan itu, semoga Allah selalu membimbing saya seperti harapan teman-teman.
    Bagi saya Seorang kepala sekolah tidak hanya berhubungan dengan guru, konselor, siswa dan tenaga kependidikan saja, mereka juga berhubungan dengan masyarakat luas. Langkah paling mudah untuk mewujudkan Kepemimpinan Etik adalah menjalankan etika sosial kepada masyarakat dan warga sekolah, dengan jalan berperilaku etis dan selalu berusaha melakukan segala sesuatu dengan baik, benar, dan transparan. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Kepemimpinan beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih nyaman dan terhindar dari konflik vertikal maupun konflik horisontal. Sebab, pelaku-pelaku organisasi menyadari keberadaan pedoman dan penuntun berupa prinsip-prinsip etika yang membatasi gerak bersikap dan bertindak. Imung (2012) menjelaskan bahwa manfaat etika berupa:

    1.Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
    2.Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.
    3.Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
    4.Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah dianut oleh petugas.
    Sementara itu, Mulyasa (2013:58) memaparkan bahwa: “Manfaat etika kepemimpinan kepala sekolah adalah untuk: memandu kepala sekolah dalam berperilaku, menghindari perilaku negatif dan destruktif, mengembangkan profesionalitas, membentuk citra kepala sekolah dan menghayati falsafah pendidikan.”
    Lebih lanjut, Kartono (2011:99) menyimpulkan bahwa: “Etika kepemimpinan memberikan landasan kepada setiap pemimpin untuk selalu:
    1.Bersikap kritis dan rasional, berani mengemukakan pendapat sendiri dan berani bersikap tegas sesuai dengan rasa tanggung jawa etis (susila) sendiri. Maka etika kepemimpinan menggugah pemimpin untuk bersikap rasional dan kritis terhadap semua peristiwa dan norma termasuk norma tradisi, hukum, etik kerja, dan norma-norma sosial lainnya.
    2.Bersikap otonom (bebas, tanpa dipaksa atau “dibeli”, mempunyai “pemerintahan diri”, berhak untuk membuat norma dan hukum sendiri sesuai dengan suara hati nurani yang tulus bersih). Dengan otonomi ini bukan berarti sang pemimpin dapat berbuat semaunya sendiri, atau bisa bertingkah laku sewenang-wenang, melainkan dia bebas memeluk norma-norma yang diyakini sebagai baik dan wajib dilaksanakan, untuk membawa anak buah pada pencapaian tujuan tertentu.
    3.Memberikan perintah-perintah dan larangan-larangan yang adil dan harus ditaati oleh setiap lembaga dan individu. Yaitu oleh pemimpin, orang tua, keluarga, sekolah, badan hukum, lembaga agama, negara dan lain-lain.

    Dengan demikian, dapat dipahami bahwa etika memberikan tuntunan dan panduan bagi kepala sekolah terutama saya secara pribadi, dalam menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai pemimpin serta bertingkah laku dan bermoral pemimpin. Kepala sekolah diharapkan akan memperlakukan para guru dan karyawan dengan adil, tidak bias dan tidak memihak.

    • 52 Nensi Namora May 20, 2019 at 4:44 am

      Nama : Nensi Namora
      NPM : 037117183
      Kelas : 4G
      PGSD
      UNIVERSITAS PAKUAN

      saya sangat tertarik membaca blog bapak yang berisikan etika dan moral. Karena pada dasarnya manusia harus mempunyai etika yang baik dan setara dengan moral yang baik pula. Manusia yang baik belum tentu mempunyai etika yang baik pula, pada dasarnya kebanyakan di era zaman Now seperti ini manusia haus akan etika dan moral. setelah saya baca dari berbagai sumber ada beberapa pengertian apa itu etika dan moral :
      -Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.
      Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
      1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
      2. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.

      -Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

      Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga merupakan filsafat praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian lain tentang moral.
      Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:

      1. etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian perbuatan seseorang.

      2. etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang dikatakan etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.

      3. etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.
      Dan dalam dunia kerja Etika dan Moral sangat dibutuhkan.

  50. 53 SISKA CANDRANURANI 20171 May 21, 2019 at 4:37 am

    Nama : Siska Candranurani
    NPM : 037117186
    Kelas : 4G
    PGSD Universitas Pakuan

    Moral dan etika sangat mempengaruhi dalam aspek kehidupan.  Kata “moral” memiliki arti ajaran tentang baik buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekeerti, susila, kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan perasaan. etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

  51. 54 Susilawati May 21, 2019 at 6:41 am

    Nama : Susilawati
    NPM : 037117198
    Kelas : 4G
    Prodi PGSD
    UNIVERSITAS PAKUAN

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Yth. Bapak Dr. Adie E.Yusuf, MA
    Izin mengkomentari

    Etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan-perbuatan yang di lakukan oleh manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan ataupun pola-pola dari tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia.
    Etika juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan & keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak serta didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan.
    Macam atau jenis-jenis dari etika

    Karena sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam-macam jenis dan juga ragamnya diantaranya :
    1. Etika deskriptif
    Memberikan gambaran & ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditinjau dari nilai-nilai baik dan juga buruk serta hal-hal yang mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis, yang dianut oleh masyarakat.
    2. Etika normative
    Membahas & mengkaji ukuran baik, buruknya tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi, sebagai berikut ini:
    3. Etika Umum
    Membahas berbagai macam berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil berbagai macam kebijakan berdasarkan teori-teori dan juga prinsip-prinsip moral.
    4. Etika khusus
    Etika yang terdiri dari etika sosial, etika individu & etika terapan, pengertiannya yaitu:

    Etika sosial adalah yang menekankan tanggung jawab sosial & hubungan antar sesama manusia dalam aktivitas yang dilakukannya.
    Etika individu adalah lebih menekankan kepada kewajiban manusia sebagai pribadi.
    Etika terapan adalah etika-etika yang diterapkan pada sebuah profesi.

    Moral adalah merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta kelakuan yang baik. Demoralisasi, yaitu kerusakan moral.

    Perbedaan etika dan moral
    Moral digunakan untuk perbuatan yang sedang di nilai. Sedangkan etika digunakan untuk sistem nilai yang ada.

    persamaan etika dan moral
    terletak pada pengertiannya

    Etika dan moral tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi. Etika dan moral yang baik juga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan bernegara karena sebagai pondasi dalam menjalankan kehidupan untuk mencapai tujuan yang baik agar tercapai.

  52. 55 Meidia Putri W May 21, 2019 at 9:45 pm

    Media Putri WidyaRini
    037117178
    S1 FKIP PGSD
    Universitas Pakuan

    Moral dan etika ini memang tidak dapat dipisahkan , karena dari artinya sendiri memiliki pengertian yang sama, yaitu adat kebiasaan. Pada dasarnya moral ini ditentukan oleh etika. Moral merupakan pengertian tentang mana hal yang baik dan mana hal yang tidak baik. Sedangkan etika itu sendiri adalah tingkah laku yang dilakukan oleh manusia berdasarkan hal-hal yang sesuai dengan moral tadi. Etika juga diartikan sebagai filsafat bidang moral yang mengatur bagaimana manusia harus bertindak. Etika dan moral ini memberi petunjuk tentang bagaimana cara hidup dengan baik. Dimana petunjuk ini biasanya bersumber dari agama dan kebudayaan tertentu.

    pemasalahan etika dan moral di Indonesia masih belum terselesaikan. penerapan etika moral yang baik dimulai dari sendiri selalu biasa menerapkannya dan setelah kita terbiasa, kita bisa mengajak sekitar kita. sangat penting memiliki etika dan moral. bahkan di indonesia dengan negara yang maju yang membedakan dapat dilihat dari etika moral ini. sebagai contoh jepang memiliki etika moral yang jauh dengan indonesia. jepang sangat menerap kan disiplin dan bertanggung jawab. di indonesia sendiri masih banyak orang yang kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab.

    dengan adanya kurikulum saat ini yang mementikan karakter pada peserta didik sangatlah tepat. jika diterapka dengan benar semoga peserta didik yang selajutnya menjadi penerus bangsa memiliki etika dan moral yang dapat menjadikan indonesia lebih baik.

  53. 56 TIANSIH 20171 May 22, 2019 at 12:21 am

    Nama : tiansih
    Npm : 037117184
    Kelas : 4G
    PGSD universitas pakuan

    Etika dan Moral

    Saya me-review dari bukunya K. Bertens yang berjudul ETIKA

    Dalam pengantarnya disebutkan etika merupakan refleksi manusia dari apa yang dilakukannya, memiliki sejarah yang panjang dan terus berkembang karena seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, dan bergaris lurus dengan bermunculannya masalah moral baru dan berat yang dihasilkannya.

    Sebelumnya dalam buku ini dijelaskan sangat jernih arti dari apakah itu etika, etis dan moral termasuk di dalamnya tentang etiket, amoral dan immoral.
    Yaitu ketika bicara etika maka kita sedang membicarakan tentang moral. Etis adalah yang berkaitan dengan kesusilaan. Secara etimologi etika, etis dan moral memiliki maksud yang sama. Sedangkan etiket adalah sopan santun.
    Selanjutnya diterangkan juga tentang amoral dan immoral dimana amoral adalah sesuatu yang tidak berhubungan dengan konteks moral; non moral; tidak berelevansi dengan moral. Sedangkan immoral dijelaskan sebagai hal yang BERTENTANGAN dengan moralitas yang baik : tidak baik secara moral atau tidak etis.

    Etika dan moral mengalami perjalanan panjang dalam sejarahnya, sehingga dapat diketahui teori-teori etika dari jaman kuno hingga jaman modern, berdasarkan pemikiran para filsuf pada masanya itu, yaitu hedonisme, eudomonisme, utilitarisme (klasik dan aturan), dan deontologi
    Etika sebagai cabang filsafat, mempertanyakan “apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan?” ; tentang yang baik atau buruk untuk dilakukan. Bukan tentang “yang ada”.
    Karena itu etika disebut juga filsafat praktis, selain filsafat moral.

    Yang menarik adalah pendapat yang dikemukakan Socrates, orang yang mempunyai pengetahuan tentang yang baik, pasti akan melakukannya juga, sedangkan orang yang jahat melakukannya karena ketidaktahuannya tentang apa yang baik. Ajaran ini sulit di pertahankan karena manusia yang memiliki pengetahuan dalam mengenai etika, belum terjamin memiliki perilaku etis yang baik.
    Kekomplekan permasalahan, yang mengakibatkan etika itu sebagai refleksi bukan suatu tindakan teknis (text book) untuk mengatasi permasalahan.
    Dalam etika dianalisa tentang hati nurani, kebebasan, tanggung jawab, nilai, norma, hak dan kewajiban.
    Secara menyeluruh dapat dikatakan bahwa etika bergerak dibidang intelektual, tapi objeknya langsung berkaitan dengan praktek kehidupan kita.

    Bila dikaitkan dengan manajemen, sangatlah berkaitan dengan organisasi dan pekerjanya yaitu perihal permasalahan yang diakibatkannya, yang semakin komplek seiring dengan berjalannya waktu.
    Oleh karena itu, etika sebagai ilmu, mengalami perkembangan berupa etika terapan.
    Etika profesi sebagai etika terapan inilah yang membahas tentang norma aturan dan moral yang disepakati bersama dalam suatu organisasi tersebut, secara hitam diatas putih.

    Dari review, dapat disimpulkan bahwa etika dan moral bergaris lurus dengan berjalannya waktu dan perkembangan ilmu-teknologi. Karena ilmu dan teknologi memiliki sifat ambivalensi bagai dua sisi koin yang tak terpisahkan, yaitu tidak hanya memberikan sesuatu yang positif tetapi juga hal negatifnya akan mengiringi, yang menimbulkan masalah-masalah komplek.
    Etika sebagai moral dan refleksi inilah yang mengatasi permasalahan-permasalahan komplek tersebut secara intelektual.

  54. 57 Lina Purnama May 22, 2019 at 6:35 am

    Nama : Lina Purnamaasih
    NIM : 073117-37
    Kelas : A.11

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Yth Bapa Dr. Adie Erar Yusuf, MA.
    Menanggapi artikel dan beberapa ulasan tentang Etika dan moral yang ada dalam blog ini, saya pribadi sangat setuju dengan pendapat yang mengutarakan bahwa etika dan moral sangat penting di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Moral dan etika tidak dapat terlepas dari tatanan kehidupan sosial Dimana etika dan moral ini adalah menjadi tanggung jawab dari semua pihak.
    Namun demikian banyak yang belum mengerti, mengenai perbedaan antara Moral dan Etika.
    Dalam kamus psikologi (chaplin, 2006) moral ialah akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
    Hurlock (edisi ke-6, 1990): perilaku moral merupakan perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Moral sendiri artinya tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep-konsep moral yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
    Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Yang mana dapat disimpulkan bahwa etika adalah: (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan terutama tentang hak dan kewajiban moral; (2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (3) nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
    Secara terminologis, De Vos mendefinisikan etika sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (moral). Sedangkan William Lillie mendefinisikannya sebagai the normative science of the conduct of human being living in societies is a science which judge this conduct to be right or wrong, to be good or bad. Sedangkan ethic, dalam bahasa Inggris berarti system of moral principles. Istilah moral itu sendiri berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores), yang berarti juga kebiasaan dan adat (Vos, 1987). Dari hasil analisis K Bertens (2004: 6) disimpulkan bahwa etika memiliki tiga posisi, yaitu sebagai (1) sistem nilai, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, (2) kode etik, yakni kumpulan asas atau nilai moral, dan (3) filsafat moral, yakni ilmu tentang yang baik atau buruk. Dalam poin ini, akan ditemukan keterkaitan antara etika sebagai sistem filsafat sekaligus artikulasi kebudayaan.
    Bagi Kant, suatu perbuatan dinilai baik manakala dilakukan atas dasar kewajiban, yang disebutnya sebagai perbuatan berdasarkan legalitas, tidak penting untuk tujuan apa perbuatan itu dilakukan. Ajaran ini menekankan bahwa seharusnya kita melakukan “kewajiban” karena itu merupakan “kewajiban” kita, dan untuk itu alasan (reason) tidak diperlukan sehingga perbuatan itu dilakukan. Franz Magnis Suseno (1992: 28) sempat memberi contoh tentang hubungan antara etika dan norma. Dalam konteks masyarakat tradisional, orang kelihatan dengan sendirinya menaati adat-istiadat. Sebab, mereka telah membatinkan (menginternalisasikan) norma-normanya. Mereka menaati norma-norma tersebut, bukan karena takut dihukum, melainkan karena ia akan merasa bersalah apabila ia tidak mentaatinya. Norma-norma penting dari masyarakat telah ditanam dalam batin setiap anggota masyarakat itu sebagai norma moral. Serupa pula dengan pendapat Van Peursen (1980: 97) yang mengatakan bahwa etika amat berperan pada semua diskusi mengenai ilmu.
    Dalam hal ini pendidikan ikut andil dalam pembentukan etika dan moral yang baik bagi para generasi muda yang masih duduk dibangku sekolah. Dengan diimplementasikannya pendidikan karakter diharapkan etika dan moral pada peserta didik khususnya dapat semakin baik. Tingkat keberhasilan penanaman karakter pada pesera didik akan tercermin pada lulusan atau alumni pada saat kelak mereka terjun kedalam kehidupannya di masyarakat. Implementasi penanaman karakter disekolah dapat dituangkan dalam kurikulum sehingga dapat menjadi panduan penyelenggaraan pendidikan.
    Demikian tanggapan dari saya, kurang dan lebihnya dapat semoga dilengkapi oleh yang lainnya.

  55. 58 Boina Kristin S May 27, 2019 at 2:06 am

    Nama : Boina Kristin Simanjuntak
    NPM : 037117197
    Kelas : 4G
    PGSD UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

    “Etika Moral” berasal dari penggabungan dua kata yang berbeda, yaitu etika dan moral. Keduanya pun memiliki arti yang berbeda pendapat dari Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2010) bahwa:
    Ethics involves the study of moral issues and choices. It is concerned with right versus wrong, good versus bad, and the many shades of gray supposedly black-and white issues. Moral implication spring from virtually every decussion, both on and of the job. Implikasi etika dan moral banyak muncul disetiap kondisi baik masyarakat dan dunia pekerjaan. Jadi etika merupakan standar moral perilaku benar dan salah. Etika seseorang tercermin dalam perilaku menyikapi lingkungan sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku. etika merefleksikan perilaku dari individu seseorang sesuai dengan moral dan standar norma yang berlaku. selalu ada kendali moral terhadap setiap perilaku dan sikap seseorang di lingkungnan sosial. Etika dapat dipertimbangkan sebagai suatu batasan yang diterima terhadap suatu nilai moral dan dilandasi dengan kepercayaan, tanggung jawab dan integritas yang menjadi bagian dari sistem nilai sosial masyarakat. Standar etika dapat menjadi acuan yang benar bagi organisasi yang serius ingin membangun. Standar etika merupakan tanggung jawab dari pimpinan manajemen untuk melihat bahwa standar ini akan menentukan nilai benar atau nilai salah. nilai etika sebagai suatu integritas. etika dan moral tidak bisa dilepaskan, seperti dikatakan oleh John W Newstrom (2007), “ethic is the use of moral principles an values to affect the behavior of individuals and organizations with regard to choice between what is right and wrong” Jadi pernyataan tersebut mengandung makna bahwa perilaku individu dalam organisasi mengutamakan prinsip moral yang berkaitan dengan etika dalam melaksanakan pekerjaan. etika dalam bekerja merupakan sikap yang diambil berdasarkan tanggung jawab moralnya yaitu: (1) kerja keras, (2) efisiensi, (3) kerajinan, (4) tepat waktu, (5) prestasi, (6) energetik, (7) kerja sama, (8) jujur, (9) loyal. tanggungjawab merupakan salah satu komponen dalam etika kerja seseorang dalam melakukan pekerjaan. Melalui tanggungjawab, seseorang memiliki kesadaran moral untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar.

  56. 59 Lia aulia May 27, 2019 at 11:32 pm

    Nama : Lia Aulia
    NPM : 037117182
    Kelas : 4G
    PGSD Universitas Pakuan

    Etika dan moral keduanya saling berkaitan satu sama lain. Etika sendiri merupakan baik buruknya seseorang dalam bertingkah laku sedangkan moral merupakan tindakan yang memiliki nilai positif. Oleh karena itu etika dan moral di indonesia perlu untuk di tingkatkan terutama dalam bekerja karena dalam perkerjaan pasti ada etika dan moral yang berlaku di dalam pekerjaan karena dalam pekerjaan satu individu dengan individu lainnya saling berhubungan.
    Dalam bekerja juga tentu perlu adanya sikap yang diambil berdasarkan tanggu jawab moralnya. Seperti kerja keras, efesiensi, kerajinan, tepat waktu, prestasi, energenetik kerja sama jujur dan loyal.

  57. 60 Ken Jovan September 17, 2019 at 4:12 pm

    Kenjovan Nanggala
    NIM 2301856882
    MTI BINUS

    Etika,dalam bahasa Yunani Kuno: “ethikos”, yang berarti “timbul dari kebiasaan”.Etika adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
    Moral adalah suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu dalam bersosialisasi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati antar sesama.Pendapat lain mengatakan arti moral adalah sesuatu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip tingkah laku; akhlak, budi pekerti, dan mental, yang membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dapat menilai dengan benar apa yang baik dan buruk.
    Menanggapi artikel dalam blog ini, saya tentunya sangat setuju jika moral dan etika adalah hal yang penting yang perlu dibangun dalam diri seseorang dalam kehidupannya.Dimana moral dan etika itu akan sangat berpengaruh dalam respon masyarakat dan orang di sekitar terhadap perkembangan diri orang tersebut.Namun,tentunya etika dan moral tidak terlepas dari struktur dan tatanan kehidupan di masyarakat,yang berarti etika dan moral juga merupakan tanggung jawab dari setiap orang.
    Namun,menurut saya implementasi etika dan moral di Indonesia saat ini masi sangat kurang.Hukum yang berlaku saat ini pun menurut saya belum bisa menghasilkan etika dan moral yang baik yang ditanamkan pada masyaraktnya.Banyak sekali yang masyarakat Indonesia bahkan petinggi pemerintahan Indonesia yang melakukan berbagai cara dengan mengesampingkan nilai etika dan moral demi keuntungan pribadi,misalnya KORUPSI yang merajalela.Tidak peduli jika orang lain bahkan negaranya sendiri mengalami kerugian,yang penting kepuasan dan keuntungan pribadi terpenuhi.
    Karena itu,menurut saya perlunya pendidikan mengenai moral dan etika kepada generasi mendatang yang tetunya harus dilakukan sejak dini.Generasi mendatang harus ditanamkan moral dan etika sejak kecil sehingga bisa memperbaiki keadaan negara Indonesia yang saat ini menurut saya “krisis” moral dan etika.Selain itu,perlunya mempertegas hukum di Indonesia sehingga masyarakat Indonesia bisa takut dan sadar akan pentingnya bermoral dan beretika dalam kehidupan sehari-hari.Demikian tanggapan saya,terimakasih.

    Sumber:
    https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
    https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-moral.html

  58. 61 Husnaini September 18, 2019 at 12:31 pm

    Etika adalah tingkah laku manusia yang memberikan standart penilaian terhadap perilaku seseorang.sedangkan Moral adalah nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat,yang diukur dari cara hidup masyarakat secara utuh.
    Etika dan moral saling berkaitan,karena keduanya membahas tentang bagaimana kita sebagai masyarakat atau individu mengambil sikap dan tingkah laku dalam berinteraksi yang bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.
    Moral mengajar kan berbagai kumpulan peraturan,baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana Manusia hidup dan bertindak dalam bermasyarakat agar menjadi pribadi yang baik.sedangkan dengan etika kita dapat menentukan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh seseorang,Namun nyatanya Etika dan moral di Indonesia ini masih sangat kurang atau bisa dibilang krisis moral dan etika,padahal sebagian besar rakyat nya sudah berpendidikan. Bahkan para petinggi negaranya Hanya mementingkan keuntungan pribadi seperti halnya Korupsi yang merajalela di Indonesia ini,hal itulah yang mereka ajarkan kepada rakyatnya yang tam patut untuk ditiru.Mungkin apabila hukum di Indonesia ini dipertegas maka masyarakat Indonesia bisa takut dan sadar akan pentingnya bermoral dan ber Etika dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan Masyarakat.

  59. 62 M.Erlangga Gunawan September 18, 2019 at 3:38 pm

    FAKTOR PENENTU MORALITAS

    Sumaryono (1995) mengemukakan tiga faktor penentu moralitas perbuatan manusia, yaitu:
    1. Motivasi
    2. Tujuan akhir
    3. Lingkungan perbuatan

    Perbuatan manusia dikatakan baik apabila motivasi, tujuan akhir dan lingkungannya juga baik. Apabila salah satu faktor penentu itu tidak baik, maka keseluruhan perbuatan manusia menjadi tidak baik.

    Motivasi adalah hal yang diinginkan para pelaku perbuatan dengan maksud untuk mencapai sasaran yang hendak dituju. Jadi, motivasi itu dikehendaki secara sadar, sehingga menentukan kadar moralitas perbuatan.

    Tujuan akhir (sasaran) adalah diwujudkannya perbuatan yang dikehendakinya secara bebas. Moralitas perbuatan ada dalam kehendak. Perbuatan itu menjadi objek perhatian kehendak, artinya memang dikehendaki oleh pelakunya.

    Lingkungan perbuatan adalah segala sesuatu yang secara aksidental mengelilingi atau mewarnai perbuatan. Termasuk dalam pengertian lingkungan perbuatan adalah:
    – manusia yang terlihat
    – kualiitas dan kuantitas perbuatan
    – cara, waktu, tempat dilakukannya perbuatan
    – frekuensi perbuatan

    Hal-hal ini dapat diperhitungkan sebelumnya atau dapat dikehendaki ada pada perbuatan yang dilakukan secara sadar. Lingkungan ini menentukan kadar moralitas perbuatan yaitu baik atau jahat, benar atau salah.

  60. 63 Gregorius Ryan September 18, 2019 at 4:09 pm

    Gregorius Ryan
    NIM : 2301858830
    MTI BINUS

    Menanggapi artikel bapak, menurut saya, saya sangat setuju bahwa landasan etika dan moral tidak terlepas dalam kehidupan kita sehari – hari dan perlu kita tanamkan sejak dini. Terutama pada zaman sekarang, segala informasi dapat dengan mudah kita dapatkan bahkan semua telah ada di tangan kita seperti melalui gadget / smartphone. Kebanyakan dari kita secara tidak sadar telah digerogoti oleh hal – hal yang tidak berlandaskan etika dan moral, baik melalui sosial media maupun internet. Tak hanya itu, pertemanan, pergaulan bahkan tren – tren pada zaman now ini, tak jarang juga sudah meninggalkan landasan etika maupun moral. Selain itu, berbicara akan negara kita, Indonesia juga sudah dalam tahap akut akan etika dan moral, seperti KKN merajarela, rasisme, pelanggaran – pelanggaran akan hak asasi manusia (HAM), masalah sara, konflik – konflik akan persatuan bahkan hukum yang dapat dibeli dengan uang serta masih banyak lagi. Hal seperti ini sudah dianggap sebagai sesuatu yang “lumrah” di mata masyarakat. Ya, penyebabnya semua kembali ke etika dan moral itu sendiri. Etika dan moral akan memunculkan integritas yang jika kita lihat “telah” menjadi bahan yang langka di negara ini. Apa langkah yang perlu dilakukan? Menurut saya, memulai semuanya dari diri saya sendiri, sudah saatnya kita lebih menyaring informasi – informasi yang kita dapat, merefleksikan diri apakah perbuatan maupun perilaku telah berlandaskan etika dan moral serta memulai dan melakukan semuanya dari diri sendiri, karena bagaikan pepatah kalau bukan kita siapa lagi? Sekian akan tanggapan dan opini saya. Terima kasih, Tuhan memberkati.

  61. 64 Livya Questa Virian September 18, 2019 at 4:58 pm

    Livya Questa Virian
    2301918905
    MTI BINUS

    Etika dan moral dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari hari kita tetapi kita belum dapat menerapkan etika yang baik, juga moral yang baik. Banyak orang zaman sekarang yang belum benar-benar mengerti arti kata etika dan moral, orang orang zaman sekarang beranggapan etika dan moral memiliki arti yang sama tetapi sebenarnya atika dan moral memiliki arti yang berbeda.
    Etika itu ilmu yang mempelajari tentang perbuatan baik dan buruk yang dapat dimengerti oleh manusia, sedangkan moral itu ilmu yang mempelajari tentang nilai nilai budi pekerti.
    Dari pernyataan di atas menurut saya etika dan moral penting bagi kehidupan kita dalam hal berbisnis, bersekolah, bermasyarakat dan lainnya. Jika tidak ada etika dalam kehidupan kita, orang orang tidak dapat berkomunikasi dengan baik, sopan, tidak dapat melaksanakan pekerjaan yang baik dan benar, dan tidak dihargai dengan orang sekitarnya.
    Di Indonesia, belum banyak yang menerapkan etika dan moral sehingga marsyarakat tidak saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
    Maka dari itu menurut saya pendidikan tentang etika dan moral sangat penting bagi masyarakat indonesia agar lebih menghargai dan menghormati satu sama lain, tidak dipandang rendah orang, mengembangkan bangsa dan memajukan kesejahteraan bangsa, berkomunikasi dengan baik dan juga dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik

  62. 65 Dian kemalasari September 19, 2019 at 4:15 pm

    Etika dan norma sangat berkaitan satu sama lain di hidup ini, tetapi banyak sebagian orang yang menyepelekan hal tsb. Setiap individu harusnya punya rasa sadar akan hal tersebut untuk kehidupan yang lebih baik.
    Nama : Dian kemalasari
    Nim :2301864051
    Kelas : business law LA65

  63. 66 Yulvita ratna September 21, 2019 at 1:10 pm

    Nama:yulvita ratna
    Jurusan:business law,binus university
    Nim:2301893096

    assalamualaikum Wr.Wb Bapak Dr Adie Erar Yusuf,MA.

    Etika adalah perilaku manusia dalam pergaulannya menyangkut tentang tingkah laku yang benar.
    Dan seseorang yang bekerja harus mempunyai etika yang baik agar dapat di contoh oleh orang lain, Karna karir dunia kerja yang berkembang masif dan kompetitif membuat seorang pekerja yang profesional juga harus memiliki etika kerja agar bisa terus maju dan tetap di depan. Karena etika kerja adalah bahan utama dalam sebagian besar resep untuk pekerja professional yang sukses.
    Contoh etika yang baik adalah berbicara yang halus dan tidak menyinggung perasaan orang lain,dll.
    Moral juga saling berkaitan dengan etika yaitu pengetahuan dan wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab,seseorang dalam ber interaksi dengan masyarakat dapat di terima di dalam masyarakat/menyenangkan maka memiliki moral yang baik,dan seseorang yang bekerja juga harus mempunyai moral yang baik agar dapet di terima di dunia pekerjaan dan di pandang baik.
    Terima kasih.

  64. 67 SYIFA FAHRANI September 21, 2019 at 4:04 pm

    Nama : Syifa Fahrani
    Nim : 2301899105
    Business Law LA65

    Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia. Namun bila tanpa etika, hukum yang ada tidak akan pernah bisa berjalan dengan baik.

  65. 68 Viriyaputra Lawijaya September 22, 2019 at 10:19 am

    Viriyaputra Lawijaya
    NIM : 2301866845
    MTI Binus

    Etika adalah Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Kata ini berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan yang dimaksud kebiasaan adalah kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang sehingga mudah untuk dilakukan seperti merokok yang menjadi kebiasaan bagi pecandu rokok. Sedangkan etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Etika membahas tentang tingkah laku manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

    Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
    Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

  66. 69 Antonio Josef September 22, 2019 at 1:25 pm

    Antonio Josef
    NIM : 2301866826
    MTI Binus

    Etika dan moral merupakan dua kata yang bermakna beda tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut sudah menjadi hal wajib yang harus dimiliki dan dijunjung tinggi oleh setiap orang. Etika seseorang dapat menjadi salah satu cara untuk menilai baik atau buruknya seseorang. Seseorang tanpa etika yang baik belom bisa menjamin orang tersebut merupakan orang yang hebat. Tetapi orang dengan etika yang baik baru bisa dikatakan sebagai orang hebat sesungguhnya. Seiring perkembangan zaman etika dalam bermasyarakat menjadi sangat langka ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menyebabkan semakin sedikit orang hebat di zaman sekarang ini.

    Jadi, etika dan moral merupakan dua hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga perlu ditanam dalam hidup setiap orang sejak kecil.

  67. 70 Deka Rindiani September 22, 2019 at 5:59 pm

    Deka Rindiani
    2301898090
    Business Law, LA65

    Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi manusia, dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

    Etika dibuat untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Agar tidak ada yang merasa tersinggung dalam berbicara maupun berperilaku di dalam kehidupan sehari hari. Namun etika itu selalu berkaitan dengan watak asli seseorang. Jika belum dikenalnya, maka sangat amat terasa berbeda jika sudah mengenal nya lebih dulu. Dan juga belakangam ini banyak sekali masyarakat yang selalu memandang sebelah mata tentang seseorang. Tetapi jika etika dan watak tersebut bisa saling melengkapi maka bisa dikatakan bahwa seorang tersebut memiliki nilai etika yang tinggi dalam kehidupan di masyarakat.

  68. 71 Calvin Alfredo September 23, 2019 at 10:38 am

    Calvin Alfrido
    NIM : 2301871920
    MTI Binus
    LB08

    Permisi pak, saya Calvin Alfrido dari kelas LB08 ingin memberi komentar dari tulisan bapak diatas.

    Menurut saya, Etika dan Moral adalah 2 hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun berkelompok yang sering sekali dilupakan oleh bukan hanya anak-anak usia kecil hingga remaja namun juga oleh orang dewasa. Contohnya saja ketika seorang remaja bermain ke rumah temannya, ia langsung bermain dengan temannya tanpa memberi salam kepada tuan rumah(orangtua temannya) karena tidak tahu bagaimana cara menyapa orangtua temannya. Ini merupakan salah satu contoh keteledoran sang remaja dan juga orangtua sang remaja karena tidak mengajarkan etika ketika mengunjungi rumah orang lain.

    Etika dan Moral sendiri memiliki makna yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya Moral maka tidak akan ada yang namanya Etika. Etika, seperti yang bapak telah cantumkan diatas merupakan sebuah refleksi dari perilaku seseorang berdasarkan moral dan norma yang berlaku. Sedangkan moral bagi saya adalah sebuah atau beberapa nilai yang berlaku dalam suatu komunitas masyarakat yang dapat mencakup banyak atau sedikit orang.

    Etika dan moral ini penting untuk dilestarikan oleh kita untuk menunjukkan bahwa warga negara Indonesia bukanlah manusia yang tak tahu sopan santun dan juga agar kita dapat berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau lebih muda dari kita dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi kekacauan dalam kewarganegaraan kita.

    Sekian dari saya pak, terima kasih.

  69. 72 Valensius Ronald September 23, 2019 at 11:32 am

    Valensius Ronald
    NIM : 2301850462
    MTI BINUS

    Selamat sore,
    Yth. Bapak Dr. Adie Erar Yusuf, MA.

    Etika dan moral adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan dan saling berhubungan.

    Menurut Fagothey, etika adalah studi tentang kehendak manusia yang berhubungan dengan benar atau salahnya dalam bertindak. Secara umum, etika merupakan cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Dalam pengimplementasiannya, etika tidak akan jauh dari moral yang berlaku. Etika dijadikan sebagai suatu standar moral dalam berperilaku di suatu kalangan masyarakat, sebagai suatu garis pembatas antara yang benar dan yang salah.

    Sedangkan, moral adalah suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu dalam bersosialisasi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati antar sesama.

    Standar etika dan moral dapat berbeda-beda sesuai dengan peraturan tempat berlakunya. Seperti contoh yang dituliskan bapak, etika dan moral di lingkungan pekerjaan meliputi kerja keras, efisiensi, kerajinan, tepat waktu, prestasi, energetik, kerja sama, jujur, loyal. Jika etika dan moral di suatu kalangan masyarakat dapat berjalan dengan baik, akan tertanam suatu rasa hormat, damai, dan rukun antara sesama anggota masyarakat. Sehingga, etika dan moral patut diikuti oleh anggota masyarakat tersebut.

    Demikian komentar saya, mohon maaf bila berkekurangan.
    Terima kasih.

  70. 73 Andika Dwi September 23, 2019 at 12:45 pm

    Andika Dwi Asmoro W
    2301954684
    Magister Teknik Informatika, LB08

    Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.

    Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.

    Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek kehidupan sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas batas-batasnya. Kelaziman adalah kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun, tata krama, dsb. Jadi, kelaziman itu merupakan norma-norma yang diikuti tanpa berpikir panjang dianggap baik, yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi.

    Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
    1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
    2. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.

    Kata etika, seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris), mengandung banyak pengertian.

    Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.

    Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

    Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga merupakan filsafat praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian lain tentang moral.

  71. 74 Stefanus September 24, 2019 at 5:48 am

    Stefanus
    Program S1 Business Law universitas Bina Nusantara Jakarta
    Kelas LA65
    NIM. 2301861730
    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Yth. Dr. H. Adie E Yusuf, MA
    Etika dan moral merupakan satu hal yang seharusnya padu karena etika moral merupakan panduan dalam hidup bermasyarakat pasa saat ini didalam etika dan moral terdapat nilai-nilai yang sudah ada dalam masyarakat serta memiliki norma juga didalamnya. Mengapa etikamoral ini harus dikembangkan dalam masyarakat sekarang ini ? Karena masuknya budaya budaya luar dengan kedalam masyarakat kita dengan mudah melalui segala hal masyarakat mulai memudarkan nilai serta norma yang telah di tanamkan sejak mereka kecil. Kita bisa mulai menerapkan batasan umur kepada anak anak serta orang muda dalam menggunakan internet dan lain hal sebagainya sehingga inti dari pembelajaran landasan etika dan moral adalah menanamkan sifat serta rasa untuk menoleransi sesama, bersikap dengan baik dan benar sesuai pedoman yang telah diterapkan oleh masyarakat,juga dapat meningkatkan suatu profesionalisme dalam berbagai hal yang ada.
    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  72. 75 Siti Aisyah Meuthia September 24, 2019 at 12:19 pm

    Siti Aisyah Meuthia
    2301948776
    Business Law / LA65
    Binus University

    Pengertian moral adalah merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakuan.

    Menurut saya, etika dan moral sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. etika dan moral dibutuhkan juga dalam dunia pekerjaan. jika seseorang mempunyai etika dan moral yang ia terapkan dalam kehidupannya, akan berdampak baik bagi dirinya dan masyarakat. karena jika kita mempunyai etika dan moral, orang-orang akan lebih respek terhadap diri kita. seperti orang yang mempunyai kemampuan atau skill tetapi ia tidak mempunyai etika dan moral sama saja tidak ada manfaat nya. karena etika dan moral sangat penting. seperti orang yang pintar tetapi ia sombong, orang-orang akan tidak suka melihatnya. saya pribadi lebih suka orang yang biasa-biasa saja tetapi mempunyai etika dan moral daripada orang yang hebat tapi ia sombong dan tidak beretika & bermoral.

    jadi, menurut saya sangat penting untuk menerapkan etika dan moral pada kehidupan kita dan bermasyarakat.

  73. 76 Nadhea September 24, 2019 at 12:31 pm

    Nadhea T.D
    Program S1 Business Law Universitas Bina Nusantara Jakarta
    Kelas LA65
    NIM 2301948340
    Shalom

    Yth. Dr. H. Adie E Yusuf, MA
    Menurut saya etika dan moral itu adalah kedua hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyrakat. Contoh saja saat kita berbicara, pembicaraan dengan suara yang jelas tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan, ungkapannya jelas dapat dipahami oleh semua orang. Dalam hal tersebut sudah bisa dikatakan sebagai etika dan moral saat berbicara sehingga orang dapat mengerti apa yang dimaksut. Hal tersebut adalah adalah salah satu contoh kecil yang penting dalam berbicara.

    Etika dan Moral memiliki makna yang berbeda etika sendiri memiliki pengertian adat kebiasan, adat istiadat, juga akhlak yang baik jadi, seseorang dapat dikatakan mempunyai etika jika mereka sudah memenuhi hal-hal tersebut. Moral memiliki pengertian ajaran yang baik buruknya perbuatan dan kelakuan, seseorang juga mumpunyai moral jika mereka mempunyai perbuatan dan kelakuan yang baik terhadap semua orang muda ataupun tua.

    Etika dan Moral perlu diterapkan hingga kita tua dan dapat diajarkan kepada anak kecil ataupun anak cucu sehingga mereka dapat mengerti dan paham akan etika moral yang benar. Sehingga generasi Indonesia seterusnya tidak melupakan etika dan moral dan diharapkan dapat menghargai orang-orang disekitarnya.

    Sekian dari saya, terima kasih.

  74. 77 Glorya Claudy Lensun - 2301904976 September 24, 2019 at 5:51 pm

    Nama : Glorya Claudy Lensun
    Program S1 Business Law Universitas Bina Nusantara Jakarta
    Kelas LA65
    NIM : 2301904976
    Shalom.

    Yth. Dr. H. Adie E Yusuf, MA
    Menurut saya, etika dan moral itu sangat berkaitan erat. Menurut definisinya sendiri, moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Sedangkan moral merupakan ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan perlakuan.
    Saya juga setuju dengan bapak, bahwa pengaplikasian etika dan moral banyak muncul di kehidupan masyarakat maupun di kehidupan pekerjaan.Etika juga merupakan standar moral manusia dalam berperilaku benar dan salah.
    Pada umumnya, manusia harus berperilaku sesuai dengan nilai ataupun norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tersebut. Dengan adanya nilai atau norma di masyarakat, maka perilaku dan sikap masyarakat akan terkontrol dan teratur.
    Sedangkan, di dalam dunia kerja, standar etika yang berlaku sudah berbeda. Standar etika yang ada dapat menjadi nilai atau pedoman dalam perilaku dan sikpa tiap anggota organisasi.
    Jadi, dapat saya simpulkan berdasarkan artikel bapak, bahwa tanggung jawab dalam beretika dan memiliki moral itu sangat penting baik di kehidupan organisasi/pekerjaan maupun kehidupan bermasyarakat.

  75. 78 Zaskia Choirunnisa September 25, 2019 at 3:50 am

    ZASKIA CHOIRUNNISA
    Program Studi S1 Business Law BINUS University
    NIM 2301953460

    Etika adalah sebuah cabang filsafat yang membicarakan nilai dan norma, moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
    Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat kita.
    Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
    Etika terbagi menjadi empat klasifikasi yaitu Etika Deskriptif, Etika Normatif, Etika Individual, dan Etika Sosial.

    Moralitas atau sering disebut ethos ialah sikap manusia berkenaan dengan hukum moral. Moralitas ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau kebudayaaan.
    Referensi: kompasiana dan wikipedia

  76. 79 Merry September 25, 2019 at 4:06 am

    Merry
    2301959685
    Business Law

    Etika dan moral memiliki arti tersendiri. Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik tentang hak dan kewajiban moral sedangkan moral memiliki arti baik atau buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan lainnya dari seseorang
    Etika dan moral sangat penting dalam kehidupan seseorang.Baik di kalangan pekerja, kalangan siswa, ,bermasyarakat dan lainnya. Namun etika dan moral sudah mulai di abaikan saat ini serta sering di salah artikan. Banyak orang mengira etika dan moral hanya berhubungan dengan perilaku kesopanan seseorang dalam bermasyarakat. Padahal Etika dan moral dapat mencakup banyak hal. Contohnya etika dalam berorganisasi, etika dalam beragama, etika dalam menjalankan tanggung jawab dan banyak lagi.Contoh etika dalam menjalankan tugas tanggung jawabnya: maka orang tersebut harus bekerja keras, rajin, tepat waktu, mau bekerja sama, jujur, serta bisa diandalkan maupun lainnya.
    maka bisa disimpulkan bahwa etika dan moral sangat luas pengertiannya. Dan harus di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari

    Menurut saya,artikel bapak Adie sangat membantu kami sebagai generasi penerus untuk mengetahui apa sebenarnya arti dari etika dan moral.

    Sekian terima kasih

  77. 80 Steven Alexander September 29, 2019 at 1:11 am

    Nama : Steven Alexander
    NIM : 2301900946
    Kelas : LB08

    Selamat Pagi Pak, dengan komen ini saya akan memberikan pendapat saya mengenai etika dan moral.

    Etika dan Moral adalah dua kata yang selalu berhubungan satu sama lain. Dimana ada etika, disitu ada moral. Etika berasal dari bahasa yunani “Ethikos”. Etika memiliki arti yaitu cara kita memilih keputusan yang mempertimbangkan baik atau buruknya tingkah laku tindakan manusia yang berkaitan dengan moral. sedangkan moral berasal dari bahas latin, yaitu moralitas. Moral adalah suatu sikap yang dimiliki masing – masing manusia yang seharusnya menunjukan sifat positif,agar manusia lain dapat meniali baik buruknya seseorang.

    Etika terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
    1. Etika Filosofis
    2. Eika Teologis
    3. Etika Terapan

    Di Jaman ini, etika dan moral mulai berkurang di kalangan masyarakat. sebab adanya penagruh dari masyarakat luar. Tujuan adanya Etika adalah mengatur masyarakat agar dapat menciptakan suasana yang tenang, dan tertib. sedangkan Tujuan diadakan Moral adalah memberikan motivasi kepada manusia untuk bersikap dan bertindak dengan baik.

  78. 81 Martin Jason Alfredo September 29, 2019 at 6:32 am

    Etika adalah sikap dan cara kita menghadapi sesuatu yang berpijakan pada moralitas manusia. Dengan etika yang baik, kita akan mudah mendapatkan pekerjaan dimasa depan nantinya. Nilai bukanlah segala hal yang penting. Etika juga merupakan salah satu hal terpenting yang dinilai dalam dunia kerja dan dalam masyarakat. Untuk memiliki karisma yang tinggi, seseorang harus mempunyai etika yang baik. Etika juga adalah suatu tingkah laku manusia yang akan berunjuk pada pengambilan keputusan yang baik dan benar disertakan dengan cara – cara seseorang menghadapi suatu masalah.
    Etika dapat membuat kita menjadi orang yang berpendirian dan tidak selalu mengikuti keputusan orang lain ketika sedang berada di dalam kelompok diskusi dimanapun itu. Etika dapat membuat kita mengetahui mana yang baik dan tidak baik dalam suatu lingkungan dan mana yang patut dan tidak patut diikuti. Dengan etika seseorang juga dapat membantu orang lain dengan cara memberikan pendapat yang baik kepada orang lain.

    Moral adalah standar baik-buruk yang diterima manusia. Moral merupakan hal yang dipelajari setiap individu secara perseorangan dengan mendefinisikan perilaku yang ia sukai dan tidak ia sukai; meskipun pada akhirnya akan dipengaruhi dan dibentuk oleh interaksi dengan lingkungan. Moral merupakan pengatur berkehidupan manusia di kala hukum atau aturan lainnya tak lagi berlaku, semisal dalam kondisi krisis, perang, ato demo DPR hiyahiyahya.

    Akhirnya, moral hanyalah persetujuan tak tertulis dalam suatu komunitas untuk menciptakan hidup yang lebih nyaman bagi kebanyakan orang.

    Dapat disimpulkan, dengan etika dan moral yang ada di dalam diri kita. Kita akan dapat melewati segala masalah dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh artikel ini.

  79. 82 Naurah Impies Aurellia September 29, 2019 at 2:37 pm

    Naurah Impies Aurellia
    2301883776
    Business Law Binus
    LA65

    Moral dapat di artikan suatu pengetahuan atau wawasan yang masih ada hubungannya dengan budi pekerti manusia beradab. Dengan kata lain Moral adalah sebuah ajaran yang baik serta buruknya perilaku seseorang. Sedangkan kata Moralisasi sendiri adalah suatu uraian berupa pandangan dan ajaran mengenai perbuatan dan kelakuan yang baik. 

    Etika adalah suatu usaha dalam menentukan dari berbagai perilaku yang di lakukan oleh seseorang manusia untuk di katakana baik atau buruk, atau dengan arti lain berupa aturan atau pola dari tingkah laku yang di ciptakan dari akal manusia. Karena adanya etika pergaulan di tengah masyarakat akan terlihat dari segi baik dan juga buruknya.

    Contoh dari etika ialah menghorrmati perasaan orang lain dengan tidak mencoba menghina orang lain, tidak bersikap sombong, dan berperilaku baiklah dengan sesama.

    Contoh dari moral adalah membuang sampah pada tempatnya, menaati peraturan yang ada, bersikap sopan santun, dan tidak membuat kerusuhan.

  80. 83 Franky Peter September 29, 2019 at 3:28 pm

    Franky Bryan Pieter
    2301883624
    Master Track Teknik Informatika

    Pemahaman mengenai Etika dan Moral.

    Etika dan moral adalah 2 hal yang sering digunakan dalam hidup ini,tapi apakah kita tahu apa itu sebenarnya Etika dan Moral?. Etika dan Moral seringkali dilihat dalam satu kesatuan, karena memang Etika dan Moral sangatlah berkaitan tapi pada dasarnya Etika dan Moral adalah sesuatu yang sangat unik jika dilihat lagi dari definisi kata itu sendiri artinya Etika itu berbeda dengan Moral tapi merupakan satu kesatuan yang berjalan berdampingan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas perbandingan antara Etika dan Moral.

    Etika itu lebih mengarah kepada sebuah peraturan yang kita terima dari luar diri kita seperti kode etik,ajaran agama,undang-undang dan sebagainya, sehingga menunjukkan bahwa Etika adalah sebuah aturan untuk bagaimana berperilaku atau untuk mengatur bagaimana respon kita terhadap sesuatu yang kita terima seperti tindakan orang lain,situasi yang terjadi,bahkan kepada suatu kelompok atau budaya. Etika itu juga muncul dari sebuah sistim sosial yang ada sehingga bisa dibilang bahwa asalnya berasal dari eksternal diri kita. Etika sangatlah penting, karena kita pasti hidup di sebuah sistim sosial dan kita harus beradaptasi terhadap sistim yang dibangun,oleh karena itu semua perilaku kita seringkali didasari oleh Etika meskipun tidak sesuai dengan keinginan, sehingga bisa kita identifikasi bahwa kita bertindak atas dasar Etika adalah hanya karena tuntutan sistim sosial yang ada atau yang sistim yang ada kita di dalamnya yang mengatakan bahwa ini adalah benar dan ini adalah salah.

    Moral sendiri lebih mengarah ke individu itu sendiri atau lebih tepatnya kepada prinsip yang dianut oleh individu itu terhadap apa yang baik dan apa yang tidak baik,yaitu untuk menentukan seperti apa yang benar dan juga yang tidak benar.Moral juga menggambarkan pada individu tersebut apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Sehingga dapat kita lihat, bahwa Moral itu ibarat sebuah kompas pribadi tentang apa yang benar dan apa yang salah. Mengapa kita melakukan sesuatu atas dasar Moral? itu karena dari Moral, kita percaya dan berkeyakinan bahwa sesuatu yang kita lakukan itu benar sehingga kita lakukan dan sesuatu yang tidak kita lakukan itu salah sehingga tidak kita lakukan. Dan biasanya, Moral itu sifatnya tetap artinya akan selalu dianut oleh pribadi tersebut kecual pribadi tersebut memiliki pola pikir baru dan keyakinan yang baru.

  81. 84 Anggun Dwi Marcella September 30, 2019 at 9:13 am

    Nama : Anggun Dwi Marcella
    Jurusan : Business Law
    NIM : 2301862651
    Kelas : LA65
    Universitas Bina Nusantara

    Assalamu’alaikum wr.wb
    Yth. Bapak Dr. Adie Erar Yusuf, MA

    Menurut pendapat saya, Etika adalah suatu Ilmu tentang tingkah laku manusia dari segi tingkah laku yang bernilai baik maupun yang bernilai buruk. Etika sendiri secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu ” Ethicos ” yang artinya kebiasaan. Etika merupakan penyelidik dalam bidang moral, dimana etika tidak membahas tentang perilaku manusia. Melainkan, membahas tentang hal yang seharusnya di lakukan oleh manusia agar berprilaku dengan baik dan benar. Etika dibedakan menjadi 2, diantaranya :

    1) Etika deskriptif, merupakan kebiasaan atau adat istiadat yang digunakan sebagai gambaran perangai dalam masyarakat dalam bersosial di daerah- daerah dan waktu tertentu.
    2) Etika Normative, merupakan kebiasaan atau perilaku yang baik dan benar. apabila dilanggar maka akan diberikan sanksi. kebiasaan ini timbul karena kodrat manusia yang disebut dengan Moral.

    Etika bertujuan untuk setiap manusia, agar mengetahui dan menjalankan perilaku dengan baik, sebab perilaku yang baik bukan saja penting bagi diri sendiri, tetapi juga penting bagi orang lain, masyarakat, bangsa, dan negara serta yang paling terpenting bagi Tuhan yang Maha Esa. Contoh Etika yakni:
    1) Tidak Korupsi
    2)Tidak mencuri atau melakukan hal yang melanggar tindak pidana. Misal,
    seperti pengeboman. serta,
    3) Tidak melanggar rambu lalu lintas

    Kemudian moral, moral merupakan suatu pengetahuan yang masih berhubungan dengan budi pekerti atau manusia beradab. Dengan kata lain, Moral merupakan ajaran yang baik serta buruknya perilaku seseorang. Moral berasal dari bahasa latin yaitu “mores” , yang artinya dijadi “aturan kesusilaan” atau dengan kata lain sebuah istilah yang umumnya di gunakan dalam menentukan batas-batas terhadap sifat, kehendak, pendapat serta batasan dari perbuatan yang mana secara layak di katakan baik, buruk ataupun benar dan salah. Contoh moral yakni :
    1) Memberikan 3S ( senyum,salam, dan sapa )
    2) Membuang sampah pada tempatnya
    3) Meminta maaf apabila melakukan sebuah kesalahan

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara Etika dengan moral adalah. Etika telah memiliki sistem nilai dalam berprilaku, digunakan untuk umum dan bersifat teoretis. Sedangkan Moral, merupakan perilaku yang sedang dinilai, digunakan dalam keadaan khusus, dan bersifat perintah secara langsung.

    Sekian dari saya, Terimakasih
    Wassalamu’alaikum wr.wb

  82. 85 fadhil June 28, 2020 at 11:23 pm

    ternyata toleransi adalah bagian dari moral, baca faktanya disini https://sampaikapan.com/toleransi-adalah-bagian-dari-moral/


  1. 1 Concepts and Theories of Business Ethics (EL 02) | Applied Knowledge Is Power Trackback on March 18, 2019 at 8:27 am

Leave a reply to Wahardi Cancel reply




November 2015
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  

Pages

Categories

Blog Stats

  • 727,116 hits